INILAHCOM, Jakarta - Inisiator pansus hak angket Century, Maruarar Sirait angkat bicara soal artikel media Asia Sentinel yang menuding Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terlibat dalam kasus Bank Century. Ara berharap kasus Bank Century segera selesai agar tak menjadi opini liar.
"Yang pasti, Century kan, sudah, kasus yang diaudit dua kali oleh BPK ya, audit investigasi, kemudian di DPR sudah ada pansusnya, tim pengawasnya. Memang kasus-kasus di Indonesia harus dituntaskan semua sehingga jangan kemudian menjelang pilpres dibuka, jangan menyanderalah," ujar Maruarar di Jakarta, Kamis (13/9/2018).
Ara, sapaan akrabnya, memandang kasus-kasus di Indonesia harus dituntaskan agar ini tak jadi bahan yang ramai dibahas jelang pesta demokrasi. Ara lalu enggan memberikan komentar lebih jauh terkait artikel tersebut.
"Saya harus hati-hati karena saya inisiator dari pembentukan angket Century, saya inisiator ya. Kita yang memperjuangkan terbentuk. Kalau kalian Google, itu 2009 jelas sekali tim 9 sama Bamsoet, sama Muzani Sekjen Gerindra ya, sama Misbakhun ya, sama Andi Rahmat PKS. Kita sama-sama," ucap Ara.
Sebelumnya, pada laman berita Asia Sentinel menurunkan artikel yang ditulis langsung oleh pendiri Asia Sentinel, John Berthelsen, pada Selasa (11/9). Dia mengungkapkan adanya konspirasi mencuri uang negara hingga USD 12 miliar dan mencucinya melalui perbankan internasional.
Laporan Berthelsen yang juga sebagai editor itu, diklaim sebagai tulisan hasil investigasi setebal 488 halaman sebagai gugatan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritius pekan lalu.
Artikel berjudul Indonesias SBY Government: Vast Criminal Conspiracy,itu mengungkap 30 pejabat Indonesia yang terlibat skema pencurian uang dan mencucinya di bank-bank mancanegara.
Berthelsen membeberkan tentang patgulipat di balik Bank Century hingga menjadi Bank Mutiara yang akhirnya jatuh ke tangan J Trust. Laporan hasil investigasi itu merujuk pada analisis forensik atas berbagai bukti yang kemudian dikompilasi oleh satuan tugas khusus investigator dan pengacara dari Indonesia, Inggris, Thailand, Singapura, Jepang serta negara-negara lainnya.
Laporan itu dilengkapi 80 halaman afidavit atau keterangan di bawah sumpah yang menyeret keterlibatan lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (UOB) Singapura dan lainnya.
Ada rekayasa untuk menetapkan Century sebagai bank gagal pada 2008. Bahkan, Asia Sentinel menyebut Bank Century sebagai Bank SBY karena lembaga keuangan hasil merger tiga bank itu menyimpan dana gelap terkait Partai Demokrat (PD) pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga Presiden RI kala itu.
Selain itu juga diungkapkan bagaimana Bank Century yang disuntik modal pada 2008 dan berubah nama menjadi Bank Mutiara setelah diakuisisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Juga misteri dana yang ditawarkan J Trust senilai USD 989,1 juta atau sekitar Rp14 triliun pada 2013 untuk membeli Bank Mutiara. Hanya saja sumber dana untuk penawaran J -Trust tak pernah teridentifikasi.
Meski J Trust tetap mengakuisisi Bank Mutiara pada 2014. Berdasar laporan investigasi itu pula para pejabat Indonesia menyetujui J Trust sebagai pihak yang pas dan tepat untuk pembeli Bank Mutiara, meski lembaga keuangan asal Jepang itu tak mengelolanya sebagaimana bank komersial.
Meski tidak ada bukti bahwa J Trust membayar USD 366,67 juta untuk membeli Bank Mutiara. Catatan LPS mengindikasikan J Trust hanya membayar 6,8 persen dari total kesepakatan atau USD.[jat]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Oj2JCw
No comments:
Post a Comment