Pages

Friday, February 8, 2019

Rizal Ramli Menunggu Capres Anti Impor Pangan

INILAHCOM, Bandung - Ekonom senior Rizal Ramli menantikan capres yang memiliki konsep ekonomi yang menjanjikan kemajuan Indonesia. Angka-angka yang dijanjikan masuk akal.

Rizal mengaku, tak ingin terburu-buru memutuskan dukungan sebelum dirinya mendapat janji terbaik dari Jokowi maupun Prabowo Subianto. "Jangan cepet-cepet dong kita mutusin, jangan cepet-cepet karena kita ingin menunya ini lebih baik untuk rakyat Indonesia. Jadi jangan cuma nawarin menu tahu tempe, tapi menu yang lebih baguslah. Jadi kedua calon presiden kita dorong untuk tawarin menu daging di meja makan, ikan, ayam, pake dessert," tutur Rizal diKota Bandung, Kamis malam (7/2/2019).

Rizal pun mencontohkan apa yang dimaksud 'menu' tersebut. Di bidang ekonomi, dia menunggu siapa capres yang berani menawarkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

Dia yakin, dengan angka pertumbuhan tersebut, Indonesia akan menjadi negara yang lebih baik. "Kalau hanya 5 persen doang mah enggak cukup. Kalau 8 persen maka upah buruh pasti naik, lapangan kerja jauh lebih banyak, negara lain dulu bisa di atas 10 persen. Kita juga harus bisa," ujar mantan Menko Kemaritiman di Kabinet kerja ini," kata Rizal.

Disinggung apa yang harus dilakukan kedua capres untuk mencapai angka pertumbuhan ekonomi tersebut, dia menyebut, salah satunya harus mampu mewujudkan kedaulatan pangan. Dia yakin, dengan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang berlimpah, Indonesia seharusnya mampu berdaulat dalam sektor pangan.

"Harusnya kita itu eksportir pangan di Asia. Tapi, hari ini kita importir segala macam yang paling gede. Gula paling gede di dunia, beras, jagung, segala macam paling besar di dunia," kata mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur ini.

Kondisi tersebut menurutnya tak lepas dari kebijakan Presiden Jokowi yang tidak konsisten antara tujuan dengan strategi, kebijakan, dan personalnya. Dia menyesalkan kebijakan Presiden Jokowi terkait impor pangan yang disebutnya 'ugal-ugalan'.

"Istilahnya tujuannya ke kanan supaya kita berdaulat pangan, tapi kebijakannya impor ugal-ugalan yang merugikan petani dan sebagainya. Sehingga, terjadilah impor kita tinggi sekali," kata RR, sapaan akrab Rizal Ramli. [ipe]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping http://bit.ly/2GuAMGO

No comments:

Post a Comment