Pages

Saturday, March 30, 2019

Ini Tantangan Capres di Bidang Pertahanan

INILAHCOM, Jakarta - Pengamat intelijen dan pertahanan, Susaningtyas Kertopati (Nuning) mengatakan tantangan kedua calon presiden terkait aspek pertahanan menyhangkut kerja sama keamanan internasional serta pemenuhan minimum essential force (MEF).

Menurut dia, kerja sama internasional dapat diarahkan menjabarkan berbagai program aksi sesuai ASEAN political-security community utamanya menghadapi penyelundupan narkoba dan penanganan aksi terorisme.

"Kerja sama keamanan menghadapi penyelundupan narkoba sekaligus aksi terorisme membutuhkan mekanisme dan arsiktektur yang lebih terbuka. Indonesia dapat berinisiatif mengajukan konsep-konsep kerjasama keamanan yang lebih efektif," kata Nuning di Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

Ia mengatakan pemenuhan MEF perlu penyelarasan periode dan struktur pembiayaan yang lebih realistik dengan skema multiyears. Dengan skema baru, maka proses procurement, termasuk di dalamnya proses acquisition dapat disesuaikan dengan skema yang lazim digunakan oleh negara produsen Alutsista dimaksud.

"Skema baru diyakini dapat lebih efisien dan akuntabel agar diperoleh manfaat yang optimal, baik untuk TNI maupun sistem keuangan negara. Pemerintahan yang baru dapat mengajukan ke DPR untuk pembahasan yang lebih komprehensif," ujarnya.

Di samping itu, Nuning mengatakan tantangan pertahanan saat ini adalah penggunaan teknologi unmanned system di udara, darat, laut dan bawah laut. Doktrin dan strategi pertahanan akan berubah total sejalan dengan meningkatnya penggunaan unmanned system di satuan-satuan tempur.

"Sisi positifnya adalah efisiensi biaya operasional dan minimalnya jatuh korban prajurit. Tapi sisi negatifnya juga cukup banyak, seperti hilangnya pertimbangan rasional pada pengambilan keputusan taktis di lapangan, tidak terkendalinya colateral damage, dan munculnya berbagai unintended consequences," jelas dia.

Kemudian, Nuning menambahkan jenis-jenis perang yang mungkin tidak disadari masyarakat adalah perang budaya (culture war). Dengan menyebarnya berbagai teknolgi canggih ke seluruh dunia, maka timbul budaya-budaya baru akibat kemajuan teknologi.

"Nilai-nilai kemanusiaan dan interaksi sosial semakin tergerus. Contohnya, saat ini budaya menggunakan smart handphone mengalahkan kebutuhan manusia bersosialisasi. Kita semua menjadi terasing di dunia kita sendiri ketika pengaruh teknologi merubah mentalitas manusia," katanya.

Untuk itu, Nuning mengatakan masyarakat sipil harus disiapkan mengantisipasi gejolak gangguan keamanan melalui penjabaran sistem pertahanan semesta sesuai dengan nilai-nilai kejuangan. Masyarakat saat ini harus disadarkan siapa saja musuh bersama yang muncul.

"Terorisme dan bahaya laten komunis merupakan musuh bersama karena bertentangan dengan ideologi Pancasila. Masyarakat harus bisa secara mandiri mendeteksi benih-benih perpecahan sesual dengan tujuan mewujudkan ketahanan nasional," tandasnya.[ris]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2uAWq5e

No comments:

Post a Comment