Pages

Saturday, March 16, 2019

Menghidupkan Karya Sastra dalam Seni Pertunjukan

INILAH.COM, Jakarta Sebagai komitmen dalam upaya mengangkat karya sastra Indonesia terutama puisi ke dalam seni pertunjukan, PT. Balai Pustaka (Persero) bekerjasama dengan Titimangsa Foundation menggelar konser musikal puisi-puisi cinta bertajuk "Cinta Tak Pernah Sederhana".

Konser yang dipentaskan pada 16 dan 17 Maret 2019 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta ini menampilkan sederet bintang seperti Reza Rahadian, Marsha Timothy, Chelsea Islan, Atiqah Hasiholan, Sita Nursanti, Teuku Rifnu Wikana dan Butet Kartaredjasa. Hadir pula aktor teater kawakan Wawan Sofwan dan Iswadi Pratama.

Konser musikal ini diselenggarakan sebagai upaya untuk menghidupkan karya sastra Indonesia sehingga pembentukan karakter dan kecintaan pada Tanah Air semakin nyata. Indonesia banyak memiliki penyair yang puisi-puisinya menjadi sebuah penanda perkembangan intelektual bangsa. Puisi-puisi cinta yang indah yang ditulis oleh para penyair Indonesia akan menjadi "angin keindahan yang menyejukkan".

Kurang lebih ada 26 penyair Indonesia yang penggalan karya puisinya dijadikan dialog dalam pementasan ini. Puisi-puisi itu disusun menjadi percakapan atau dialog, nyanyian dan diwujudkan ke dalam tata visual yang indah dan megah, dalam bentuk konser musikal.

"Pementasan kali ini adalah istimewa bukan hanya bagi saya, tapi juga bagi para aktor yang terlibat. Mereka di sini bukan hanya berakting, tapi juga mereka diuji untuk dapat mengucapkan puisi menjadi terlihat wajar dan seperti dialog pada umumnya. Sesuatu yang bila tidak hati-hati, dialog tersebut akan terdengar seperti sekadar deklamasi puisi. Pertunjukan seperti ini nyaris tak pernah ada. Naskah pertunjukan ini merupakan hasil dari kecerdasan sang sutradara yang mempunyai wawasan luas dalam puisi dan sastra Indonesia, dalam mengolah banyak kata-kata dari banyak puisi, hingga tersusun dengan indah menjadi jalinan dialog dan alur cerita," kata Happy Salma di Jakarta, Jumat (15/3/2019).

Ide cerita dari pementasan ini menggambarkan bagaimana manusia menjadi terasing, jauh dari bumi, dan merindukan puisi. Yang sangat relevan dengan situasi Indonesia hari ini, ketika manusianya makin terasing karena terjadi bermacam perubahan nilai, guncangan sosial bahkan disrupsi nilai-nilai berbangsa dan bernegara. Ketika politik menguasi ruang publik, ketika politik sudah begitu membuat masyarakat tegang, maka puisi bisa menjadi angin penyejuk yang menyegarkan. Atau dalam ungkapan puisi Sapardi, pertunjukan ini akan membuat kita kembali saling mencintai dengan indah, meski tak sederhana. Puisi mengatasi kerumitan, melampaui kemanusiaan dengan keindahan yang dibawanya. Pementasan konser musikal yang digelar 2 hari ini merupakan hasil dari komitmen, kerja keras, serta konsistensi dan kecintaan seluruh tim pendukung dalam menampilkan karya sastra yaitu puisi dari sastrawan kebanggaan Indonesia.

Konser musikal ini merupakan kolaborasi Agus Noor sebagai sutradara dan penulis naskah, Happy Salma sebagai produser, Bintang Indrianto sebagai penata musik, Iskandar Loedin sebagai penata artistik, Josh Marcy sebagai koreografer, aktris Handradjasa sebagai penata rias dan Hagai Pakan sebagai penata kostum. [adc]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2FgfJXE

No comments:

Post a Comment