Pages

Sunday, April 28, 2019

BNN Sayangkan Peredaran Narkoba di Lapas

INILAHCOM, Jakarta - Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari mengatakan peredaran narkoba di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) masih terjadi.

Kondisi itu sejatinya telah dilaporkan oleh BNN ke pihak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kemenkumham sekaligus siapa saja yang menjadi bandar-bandarnya. Namun diakuinya, peredaran narkoba masih saja terus terjadi.

"Hampir 90 persen hasil pengungkapan yang kami lakukan, semua bersumber dari dalam lapas. Memang pengawasan agak lemah, dan barangkali pengawasan terabaikan," ujar Arman.

Sementara itu Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahadiansyah menjelaskan temuan ponsel memudahkan napi narkoba memesan barang haram.

"Selama ini Ditjen PAS juga dianggap tutup mata ketika hanya memberikan sanksi administrasi kepada sipir-sipir yang bermasalah seperti menerima suap," terangnya.

Atas masalah yang ada di lembaga tersebut, anggota komisi III DPR RI, Hinca Pandjaitan mengatakan, pihaknya akan segera melakukan rapat dengar pendapat dan rapat kerja dengan Kemenkumham. Hal itu khusus membahas lapas dan menjadi prioritas utama di komisi III.

"Ini ada yang salah, harus ada langkah-langkah yang serius dilakukan," tuturnya.

Selama ini, kata Hinca, pihaknya sudah memberikan waktu dan kesempatan untuk menjalankan revitalisasi. Namun, hingga saat ini hasil yang didapat belum juga membuahkan hasil dan lapas masih menjadi hilir peredaran narkotika. "Saya kira Dirjen PAS harus minggir, harus digantikan yang baru. Ini soal bangsa, ini bukan soal uji coba," tegasnya.

Lain lagi dengan mantan menteri Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra yang menilai lambannya penanganan lapas. Pasalnya, sejak saat ia menjabat sebagai menteri 15 tahun lalu, jumlah lapas dan rutan tak bertambah. "Hanya itu-itu saja, padahal setiap harinya banyak yang masuk," kata Yusril, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, saat ini anggaran di Kementerian Hukum dan HAM yang nilainya mencapai Rp9 triliun, harusnya ada penambahan lapas atau rutan. Dahulu, ketika dirinya menjabat, dengan anggaran Rp500 miliar, ia bisa membangun lapas Cipinang dan Salemba.

"Kenapa sekarang tidak bisa bangun dengan anggaran yang besar? Makanya selalu muncul masalah," ujar Yusril. [ton]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping http://bit.ly/2IYcnL6

No comments:

Post a Comment