Pages

Friday, August 9, 2019

Kashmir Menjelang Idul Adha

INILAHCOM, Kashmir--Keamanan tingkat tinggi tetap diterapkan di kawasan Kashmir yang dikuasai India menjelang Idul Adha, Minggu (11/8/2019) besok, enam hari setelah kawasan ini diisolir menyusul pencabutan status khusus.

Keputusan mencabut status khusus kawasan dengan penduduk mayoritas Muslim ini ditanggapi dengan kemarahan oleh pihak oposisi namun banyak warga India yang merayakan langkah ini, kata wartawan BBC Gujarat, Dipalkumar Shah.

Kemarin warga diizinkan untuk salat Jumat di masjid-masjid kecil namun komunikasi masih tetap diblokir. Masjid utama di Srinagar ditutup dan puluhan ribuan personel keamanan telah dikerahkan untuk berjaga di jalan-jalan sejak pengumuman pencabutan status Senin (5/8/2019) lalu.

Jam malam diterapkan di kawasan ini dan pihak keamanan sejauh ini telah menangkap ratusan orang.

Kantor berita AFP mengutip Dilbag Singh, kepala polisi Kashmir yang mengatakan warga tetap dilarang untuk berjalan keluar dari daerah tempat tinggal mereka.

Dalam pidatonya Kamis (8/8/2019), Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan bahwa warga "tidak akan dibatasi" dalam merayakan Idul Adha.

Namun sejumlah laporan media menyebutkan pemerintah akan memutuskan apakah akan ada pembatasan jam malam pada hari Minggu besok.

Dalam pidatonya, Modi membela keputusannya terkait Kashmir dan menyebutnya "keputusan bersejarah" dan ia menambahkan "sangat yakin akan dapat membebaskan Jammu dan Kashmir dari terorisme dan separatisme dengan sistem (baru) ini".

Tak jelas berapa warga Kashmir yang mendengar pidatonya dan apa dampaknya terhadap mereka.

Di lapangan, ratusan orang, termasuk politisi, aktivis, pemilik usaha dan akademisi ditahan di tempat penahanan yang dibuat mendadak untuk meredam protes. Namun kerusuhan telah pecah. Wartawan BBC melihat sejumlah pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah petugas keamanan.

Sejumlah warga yang dihubungi BBC mengatakan mereka takut kerusuhan akan membesar. "Rakyat Kashmir sangat marah," kata Iqbal, seorang agen perjalanan.

Dengan kondisi terisolir setelah diputusnya jalur komunikasi sejak PM Modi mengumumkan pencabutan status Kashmir Senin (05/08) lalu, tak banyak yang diketahui kondisi di wilayah ini namun banyak pihak yang marah.

Namun di kawasan India lain, banyak yang mendukung dicabutnya Pasal 370--pasal dalam konstitusi yang menjamin status khusus kwasan ini.

Banyak kalangan di India yang menganggap Kashmir sebagai isu yang sangat penting dan sensitif karena dianggap bagian fundamenal identitas nasional dan kebanggaan.

Partai Nasionalis Hindu, Bharatya Janata (BJP) telah lama menentang Pasal 370 dan mencabut pasal yang merupakan bagian dari janji pemilu 2019. [bbc/lat]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2yRfFcK

No comments:

Post a Comment