Pages

Thursday, October 3, 2019

Syair Kematian dari Budak untuk Sang Khalifah

ALKISAH, Sulaiman bin Abdul Malik (salah seorang khalifah dari Bani Marwan) mengenakan pakaian baru dengan wewangian sebelum salat Jumat.

Kemudian, dia memerintahkan pelayannya untuk mengambil peti yang berisi serban kerajaan. Dia pun memegang cermin sambil mencoba satu-persatu serban yang ada di peti tersebut, sampai akhirnya dia menyukai salah satunya.

Sulaiman segera berangkat ke masjid. Dia duduk di mimbar serta senang dan bangga akan dirinya; sesekali dia membenahi dan merapikan serban serta pakaiannya.

Tak berselang lama, dia segera menyampaikan khutbahnya dengan amat bangga. Beberapa kali dia dikuasai oleh kesombongan dan rasa bangga diri. Dalam hati dia berujar, "Saya adalah pemimpin muda belia, agung, berwibawa, menakutkan, dan dermawan."

Setelah selesai khutbah, dia turun dari mimbar dan segera kembali ke istana.

Di istana, dia melihat seorang wanita yang menyerupai salah seorang budak perempuannya. Sulaiman bertanya, "Bagaimana engkau melihatku?"

Budak itu pun menjawab, "Penuh kebesaran dan kebahagiaan, jika bukan seperti yang dikatakan sang penyair."

Sulaiman menanyakan yang dikatakan penyair. Lalu wanita itu melantunkan sebuah syair:

Kau punya bentuk dan modal sempurna bila abadi,

Namun sayang, manusia takkan pernah abadi

Setelah mendengarkan syair ini, Sulaiman pun menangis tersedu-sedu.

Malam harinya, dia memanggil si budak perempuan untuk menanyakan apa yang mendorongnya membacakan syair itu. Namun, budak itu seolah ditelan bumi.

Para pegawai menyatakan bahwa budak yang dicarinya itu sudah meninggalkan istana beberapa hari yang lalu. Padahal Sulaiman baru menjumpainya siang tadi. Akhirnya, dia tersadar bahwa budak itu bukan berasal dari bumi.

Sulaiman pun meratapi hidupnya hingga menghembuskan napas terakhir. []

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/33416Q2

No comments:

Post a Comment