INILAHCOM, Jakarta - Bila Airlangga Hartarto kembali menjadi ketua umum Golkar periode 2019-2024 dianggap menguntungkan bagi partai politik lain, seperti PDI Perjuangan dan NasDem.
Pengamat politik dari Universitas Telkom Bandung Dedi Kurnia Syah mengatakan, pada Pemilu 2014 Golkar mendapat 91 kursi, namun, di Pemilu 2019, partai berlambang beringin itu hanya mengantongi 85 kursi.
"Membaca hasil Pemilu 2019 sebenarnya Airlangga membawa perolehan Golkar turun, kondisi ini sangat mungkin disebabkan karena posisi Airlangga sebagai menteri, sehingga konsolidasi Parpol berkurang," kata Dedi, Minggu (1/12/2019).
Dedi juga melihat Airlangga tidak mampu mengonsolidasikan kekuatan partai. Sifat Airlangga juga elitis sehingga tak bisa menyatu dengan akar rumput. Kemudian, Airlangga juga menduduki jabatan strategis pemerintahan sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Dua hal itu akan membawa Golkar ke arah yang gelap.
"Secara tidak langsung, Golkar punya potensi tertinggal kembali di 2024, dan Parpol lain yang mengincar posisi puncak, seperti PDIP dan NasDem, lebih leluasa untuk menyingkirkan Golkar," jelas dia.
Oleh karena itu, direktur eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) mendorong Airlangga untuk memimpin kementerian dan meninggalkan partai politik. Dengan begitu, urusan perekonomian negara berjalan lancar dan peningkatan elektabilitas Golkar bisa terealisasi.
"Jika orientasinya untuk mengembalikan kejayaan Golkar, baiknya Airlangga tetap di kementerian, biarkan Golkar memilih ketum baru," jelas Dedi. [wll]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/37VufAc
No comments:
Post a Comment