Pages

Saturday, September 1, 2018

Anjloknya Rupiah Masalah Berat, Sandi Ajak Bersatu

INILAHCOM, Jakarta - Pengusaha muda yang menjadi cawapres Prabowo, Sandiaga Uno, mengingatkan pemerintahan Joko Widodo lebih mewaspadai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Perkembangannya bukan malah membaik.

Pada penutupan perdagangan Jumat (31/8/2018), nilai tukar rupiah mencapai tingkat terendah pasca krisis moneter yakni Rp14.771 per US$. "Ini agak serius. Kita harus waspada. Kita harus tingkatkan kewaspadaan dan harus betul-betul memikirkan," kata Sandiaga di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Jakarta Timur, Sabtu (1/9/2018).

Sandi, sapaan akrab mantan Wagub DKI ini, meminta tim ekonomi Jokowi untuk fokus dengan pelemahan kurs ini. Dirinya juga berharap pandangan ini tidak dipandang sebagai pernyataan yang bernuansa politis. Namun murni sebagai pernyataan yang konstruktif dan komprehensif.

Saat ini, lanjut Sandi, banyak yang lebih fokus di politik dan hampir semua energi bangsa tercurah untuk Pemilu 2019. Padahal, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang cukup berat di masa depan. Jadi, pemerintah jangan sampai abai terhadap masalah ini. "Dengan dolar (Amerika Serikat) yang semakin menguat dan rupiah semakin terpuruk nanti (menjadi) ancaman terhadap sendi perekonomian kita," kata dia.

Pelemahan kurs rupiah terhadap US$, kata Sandi, memicu kenaikan harga bahan pokok. Disarankan, pemerintah melakukan hitung ulang terhadap berbagai rencana pembiayaan yang telah disusun.

Selain itu, Sandi mengajak para tokoh dan masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri. Sedangkan bagi perusahan baik kecil, menengah serta yang besar, sebaiknya menunda impor barang yang bisa ditunda. "Dan fokus pada barang-barang modal yang bisa menciptakan lapangan kerja dan menggerakan ekonomi," papar Sandi`

Selain itu, masih kata Sandi, energi bangsa ini jangan habis untuk berdebat yang tidak ada juntrungannya. Alangkah baiknya digagas adanya rembug nasional guna menelurkan solusi dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi Indonesia.

Dirinya mengaku sudah bertemu dan berdiskusi dengan mantan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo. Dalam perjumpaan tersebut, keduanya membahas penyelesaian masalah ekonomi dalam tiga hingga lima tahun ke depan. "Fluktuasi nilai kurs yang terus terjadi, tidak lepas dari kebijkan eksternal yang tidak bisa dikontrol, namun harus fokus saja ada kebijakan internal," katanya.

"Harapan saya, agar ekonomi menjadi pusat perhatian kita. Kita hentikan dulu kita saling 'cakar mencakar' ini. Kita fokus dulu. Saya enggak melihat katalis ekonomi kita bisa lebih stabil dalam enam sampai sembilan bulan ke depan, jadi kita harus bersatu," kata Sandi. [tar]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2LKAgna

No comments:

Post a Comment