Pages

Tuesday, October 16, 2018

Bos Astra Ingin Ekonomi Tumbuh Lebih 5%, Mungkin?

INILAHCOM, Jakarta - Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Prijono Sugiarto, menginginkan pertumbuhan ekonomi nasional bisa lebih dari 5% per tahun. Agar kondisi ekonomi semakin kuat.

"Ekonomi kita tumbuh lima persen per tahun, tetapi butuh untuk tumbuh lebih tinggi," kata Prijono Sugiarto dalam acara talkshow di PT Sagateknindo Sejati di Kawasan Industri Cikarang, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018).

Menurut Prijono, pertumbuhan yang lebih tinggi diperlukan agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih besar serta bisa meningkatkan daya beli masyarakat.

Sebagaimana diwartakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan tentang adanya risiko yang berpotensi menghambat kinerja pertumbuhan ekonomi pada 2019, salah satunya berasal dari kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed).

"Kami menganggap, risiko yang berasal dari The Fed masih sangat ada, karena mereka menyampaikan akan tetap menaikkan suku bunga tahun depan," kata Sri Mulyani saat berbincang dengan Antara di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).

Sri Mulyani menjelaskan, kenaikan suku bunga The Fed ini dapat menyebabkan penguatan dolar AS serta membuat biaya pinjaman menjadi lebih mahal dan membuat investasi menjadi tertahan serta tidak mampu tumbuh sesuai potensinya.

Selain itu, risiko dari terjadinya perang dagang antarnegara maju masih menjadi isu utama dalam perekonomian global pada 2019 karena dapat menciptakan ketidakpastian terhadap kinerja ekspor impor yang menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi, serta terkait dengan situasi geopolitik yang berpengaruh kepada harga komoditas global seperti minyak dunia.

Sebelumnya, Indonesia ingin mendorong terciptanya pengaruh yang signifikan dari negara-negara berkembang terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi global sehingga dinamika perekonomian dunia tidak hanya "disetir" negara-negara maju seperti Amerika Serikat.

"Agar terjadi penguatan koordinasi harmonisasi kebijakan antarnegara untuk bersama-sama memulihkan ekonomi global dan mengatasi ketidakpastian global, di antaranya agar pertumbuhan ekonomi di dunia tidak hanya didukung Amerika Serikat, tapi negara lain khususnya 'emerging market'," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam paparan media Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018, Nusa Dua, Bali, Senin (8/10).

Ketidakpastian itu di antaranya dipengaruhi dinamika kebijakan moneter negara-negara maju di dunia yang mempengaruhi arus modal asing di negara berkembang dan juga perang dagang global yang dilakoni pemain utama yakni AS dan China. [tar]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PC4E5M

No comments:

Post a Comment