Pages

Friday, October 26, 2018

Jangan Abai Ketika Alami Nyeri Leher

INILAHCOM, Jakarta - Hampir semua orang pasti pernah mengalami nyeri pada leher, mulai dari yang ringan sampai yang parah hingga menganggu aktivitas sehari-hari.

Namun kebanyakan dari masyarakat sering kali mengabaikan rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di bagian lehernya, padahal saat itu tubuh sedang memberikan alarm atau tanda bahwa ada yang tidak beres dari tubuh kita.

Tidak menutup kemungkinan bahwa rasa nyeri di leher mengindikasikan saraf terjepit. Jepitan saraf leher atau yang dikenal sebagai cervical disc herniation adalah kondisi dimana isi dari bantalan tulang leher bocor keluar sehingga menjepit saraf leher.

Jepitan saraf leher umumnya terjadi pada orang yang berusia 30 hingga 50 tahun, namun dapat terjadi juga pada usia yang Iebih muda maupun Iebih tua. lepitan saraf leher dapat terjadi karena adanya riwayat cedera leher, tetapi seringkali terjadi secara spontan tanpa diketahui penyebab yang jelas.

Keluhan yang terjadi akibat jepitan saraf leher bergantung pada lokasi jepitan. Bila jepitan terjadi di pinggir, keluhan yang muncul adalah kaku, nyeri leher yang menjalar, kesemutan, atau rasa lemah pada lengan dan tangan.

Bila jepitan terjadi di tengah, keluhan yang muncul berupa kehilangan keseimbangan, kaku saat berjalan, rasa lemah pada tungkai sampai gangguan buang air besar dan buang air kecil, bahkan dapat mengakibatkan kelumpuhan secara total.

Untuk membuktikan adanya jepitan saraf leher, dapat dilakukan pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Pengobatan untuk jepitan saraf leher pun bervariasi mulai dari obat-obatan, fisioterapi, hingga operasi, tergantung pada keparahan jepitan saraf.

Pada kasus tertentu dimana ditemukan kelemahan yang parah, maka operasi menjadi satu-satunya pilihan untuk menyembuhkan jepitan saraf.

Menurut dr. Phedy, Sp.OT-K yang merupakan salah satu anggota Sports, Shoulder & Spine Clinic di Siloam Hospitals Kebon Jeruk menjelaskan bahwa, operasi dilakukan dengan tujuan membebaskan jepitan dengan cara mengambil bantalan yang menekan saraf. Dengan teknik Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy (PECD), jepitan dapat diambil dengan Iuka sayatan hanya sebesar 0,5 cm.

Luka ini tentunya lebih kecil jika dibandingkan dengan operasi konvensional yang lukanya mencapai 2 cm. Bantalan yang diambil dapat diganti menggunakan tulang atau bantalan sintetik sehingga leher tidak kehilangan fungsi gerak dan dapat menjalankan fungsinya seperti semula.

"Risiko kegagalan operasi untuk jepitan saraf leher cukup rendah. Perdarahan selama operasi umumnya kurang dari 50 cc dan lama operasi berkisar 45-90 menit. Selain itu kelebihan dari PECD ini adalah dalam beberapa jam setelah menjalankan operasi pasien dapat pulang dari rumah sakit (one day care)," jelas dr. Phedy, Sp.OT-K, saat ditemui di Siloam Hospital kebon Jeruk, Jakarta, Jumat, (26/10/2018).

Siloam Hospitals Kebon Jeruk merupakan rumah sakit yang mendukung teknik PECD untuk membebaskan jepitan saraf leher. Berangkat dari visi dan misi untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan lengkap, Siloam Hospitals Kebon Jeruk berinisiatif terus mengembangkan Sports, Shoulder & Spine Clinic yang diharapkan mampu meniawab dan memberikan pelavanan ortopedi vans terbaik bagi masyarakat.(tka)

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2PqDAcQ

No comments:

Post a Comment