INILAHCOM, Bogor - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1440 H/2018 M di Masjid Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/11/2018).
Acara ini dihadiri 60 anak yatim serta 75 ulama dari kota serta kabupaten Bogor dan Depok. Melalui sambutannya, Jokowi meluruskan sejumlah isu-isu miring yang belakangan terus menyerang dirinya secara personal.
"Memang terutama menjelang tahun politik seperti ini banyak memang isu. Empat tahun ini banyak isu, tapi saya tidak pernah jawab. Mumpung bertemu ulama saya ingin sampaikan. Pertama, berkaitan dengan tenaga kerja asing (TKA)," kata Jokowi.
Ia mengungkapkan banya menanyakan jumlah pasti tenaga kerja asing asal Tiongkok yang bekerja di Indonesia. Jokowi menegaskan, Indonesia hanya memiliki sekitar 0,03 persen TKA asal Tiongkok.
"Bandingkan dengan Uni Emirat Arab, itu 83 persen. Seingat saya, TKA semua. Di Saudi Arabia itu 23 persen yang juga sebagian besar dari Indonesia kurang lebih 500.000 yang legal. Ilegal mungkin lebih besar. Kita 1 persen saja nggak ada," ungkapnya.
Kepala Negara lalu curhat betapa dirinya hingga kini sering disebut sebafai anteo asing. Padahal ia mengaku memperjuangkan aset Blok Mahakam yang puluhan tahun dikuasai Prancis dan Jepang kembali pada Indoneisa.
"2015 akhir diambil 100 persen dan diberikan kepada Pertamina. Ini yang sering tidak saya ceritakan. Kedua Blok Rokan, paling besar di Riau, sudah 100 persen dimenangkan Pertamina. Terakhir, Freeport puluhan tahun cuma sembilan atau delapan persen, sekarang 51 persen kok nggak ada yang demo dukung. Ini bukan sesuatu gampang," tuturnya.
Jokowi pun mengaku gregetan dengan tudingan antek asing yang kerap dialamatkan kepadanya. "Antek asingnya di mana? Saya baru saja sehari dua hari dibilang antek asing," ucapnya.
Jokowi juga mengungkapkan kalau dirinya hingga kini masih disebut sebagai simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tak hanya kepada dirinya, tudingan PKI juga dialamatkan kepada keluarga besarnya.
"Keluarga saya muslim, keluarga besar orang tua, kakek nenek saya muslim. Silakan tabayyun, tapi bayar sendiri-sendiri. Saya ini siapa sih? Saya bukan elite politik, ketua partai bukan, kaya raya tidak. Saya harus blak-blakan sekarang," tegasnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menambahkan, dirinya dapat menjadi presiden RI seperti sekarang karena diberi amanah oleh Allah SWT.
"Saya bisa beri amanat untuk menjadi Presiden di 2014 bukan karena siapa-siapa, tapi kehendak Allah. Bukan dari keturunan ningrat atau politik. Saya juga hanya dari kampung, desa. Jadi saya jalani biasa saja. Saya sabar, sabar dan sabar. Ya Allah sabar," tandasnya. [ton]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2QcHnLt
No comments:
Post a Comment