Pages

Tuesday, November 20, 2018

Ngabalin Harap Tak Ada Diksi yang Menjatuhkan

INILAHCOM, Jakarta - Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin merespons semakin ramainya perang diksi yang dilontarkan kedua pasangan capres-cawapres di tengah momen kampanye pilpres.

Ia mengatakan, penggunaan diksi untuk menyerang lawan politik sah-sah saja selama tidak bertujuan menjatuhkan atau menjelek-jelekan figur capres maupun cawapres secara personal.

"Tahun politik ini jangan sampai ada orang yang menggunakan narasi dan diksi-diksi yang malah menceredai orang lain," ujar Ngabalin di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (20/11/2018).

Dia menambahkan, jika masih ada politikus yang menggunakan diksi yang bertujuan menjatuhkan, layak disebut sosok genderuwo seperti yang pernah disindir Capres petahana Joko Widodo (Jokowi).

"Nah, kalau ada yang seperti itulah yang disebut oleh presiden sebagai genderuwo atau politisi sontoloyo," ucap politikus Partai Golkar ini.

Sebagaimana diketahui, penggunaan diksi semakin ramai disampaikan oleh masing-masing capres dan cawapres serta sejumlah politikus pendukungnya belakangan ini.

Dari kubu Jokowi-Maruf muncul diksi berupa kalimat "politikus sontoloyo" hingga "politikus genderuwo". Kedua kalimat itu dimaksudkan untuk menyindir politikus yang gemar menakut-nakuti rakyat dan menyebarkan pesimisme.

Sementara itu, dari kubu Prabowo-Sandi muncul kalimat "tampang Boyolali" hingga "tempe setipis ATM" sebagai celetukan canda keduanya saat berkampanye di hadapan publik. [hpy]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Q9fns2

No comments:

Post a Comment