Pages

Wednesday, February 6, 2019

Pendapatan Per Kapita 2018 Sebesar Rp56 Juta

INILAHCOM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2018 sebesar US$3.927 atau sekitar Rp56 juta per kapita per tahun.

Angka ini mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun 2017. Saat itu angka PDB per kapita Indonesia sebesar Rp51,9 juta. Sedangkan pada 2016, angka PDB per Kapita Indonesia sebesar Rp47,9 juta.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, angka tersebut didapatkan dari total PDB berdasarkan harga pelaku yang dirangkum selama 2018. Kemudian angka tersebut dibagi dengan jumlah penduduk Indonesia di 2018.

"PDB per kapita pada 2018 Rp56 juta. Jadi total PDB dasar harga pelaku dibagi jumlah penduduk. Kalau secara dolarnya adalah USD3.927," kata Kecuk sapaan akrabnya, Jakarta, Rabu (6/2/219).

Dengan PDB per kapita Rp56 juta, maka pada 2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia berada ditangan 5,17%. Angka ini meleset dari taget APBN 2018 sebesar 5,4%.

Kecuk merinci, pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,88%. Kemudian 2015 sebesar 5,03%. Sementara itu di tahun 2016 tumbuh 5,03% dan 2017 tumbuh 5,07%.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 5,17%," kata dia.

Adapun sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi Indonesia di 2018 yakni konsumsi rumah tangga yakni sebesar 2,74%. Konsumsi rumah tangga sendiri meningkat sebesar 5,08% lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2018 yang tumbuh 5,00%.

Pendorong pertumbuhan konsumsi rumah tangga antara lain dipengaruhi penjualan eceran yang tumbuh 4,74% dan penjualan wholeshale sepeda motor dan mobil yang tumbuh masing-masing 7,44% dan 5,42%.

Selain itu, ada peningkatan nilai transaksi uang elektronik, kartu debit yang tumbuh 13,77%. Ini lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2017 yang hanya tumbuh 9,06%.

"Penjualan mobil sampai ketingkat dieler mencapai 294.657 unit di triwulan IV. Penjualan sepeda motor bagus naik sebesar 7,44% atau sebesar 1.660.866 unit," kata dia.

Sementara itu, konsumsi makanan dan minuman selain restoran tercatat tumbuh melambat pada 2018 sebesar 4,81% dibandingkan kuartal III-2018 sebesar 5,22% dan periode yang sama tahun lalu 5,36%. Sektor kesehatan juga melambat hanya tumbuh 4,82% di 2018 atau 5,36% di kuartal III-2018 dan periode yang sama tahun lalu 5,52%.

Sementara, sektor transportasi dan komunikasi tumbuh 6,14% di 2018 atau 5,40% di kuartal III-2018 dan 5,04% periode yang sama tahun lalu.

"Makanan dan minuman selain restoran sekarang tumbuh melambat jadi 4,81%," kata Kecuk.[jat]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping http://bit.ly/2t60WYN

No comments:

Post a Comment