INILAHCOM, Jakarta - Upaya pemberantasan praktik jual beli pertandingan (match fixing) tak lepas dari peran Komite Perubahan Sepakbola Nasional (KPSN). Berkolaborasi dengan Kepolisian, KPSN ingin sepakbola nasional bersih dari praktik kotor termasuk dalam lingkup federasi.
Praktik pengaturan skor di sepakbola nasional kembali mencuat kepermukaan. Hal tersebut menggugah KPSN menginisiasi tim match-fixing dengan menggandeng Bareskrim Polri.
Bareskrim pun menerbitkan Surat Perintah No: Sprin/4976/X/2018/Bareskrim sebagai dasar terbentuknya Satuan Tugas (Satgas) Antimafia Bola. Sejauh ini, Satgas Antimafia Bola sudah menangkap beberapa orang yang diduga terlibat praktik pengaturan skor.
Ketua KPSN, Suhendra Hadikuntono, menjelaskan KPSN melakukan sinergitas dengan kepolisian dalam menyediakan data-data valid yang dibutuhkan oleh Satgas.
"Berbicara mengenai latar belakang berdirinya KPSN berawal dari keprihatinan bersama para praktisi maupun teman-teman yang dari genarasi-generasi lalu yang sama dalam memandang dan turut dalam perubahan sepakbola," jelas Suhendra kepada INILAHCOM di Kantor KPSN, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (8/2/2019) sore WIB.
"Alhamdulillah dengan lahirnya KPSN juga mendasari berdirinya tim Match-Fixing yang ditandai dan bekerja sama dengan Bareskim. Dan masing-masing bekerja sesuai tupoksinya, dimana KPSN memberi data dan informasi menjadi acuan bisa dipertanggungjawabkan secara hukum," ia menambahkan.
Suhendra menegaskan pemberantasan praktik kotor jual beli pertandingan di sepakbola Indonesia bukan perkara mudah. Perlu upaya keras serta waktu yang tidak sebentar dalam membongkar jaringan mafia pengatur skor.
Ia menambahkan, proses penyelidikan bukan hanya sebatas pada klub-klub yang terindikasi terlibat match-fixing. PSSI sebagai induk sepakbola nasional dipastikan tidak akan luput dari perhatian satgas.
Bahkan, Satgas sudah menetapkan beberapa tersangka yang di antaranya merupakan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI.
"Tim Match-Fixing ini menjadi acuan FIFA untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut jadi saya kira kami harus menyelesaikan dari akarnya. Alhamdulillah pihak Polri sudah melakukan penangkapan-penangkapan kalau tidak salah ada 12 yang sudah dalam proses pemeriksaan," lanjut pria asal Sumatera Utara.
"Kami tidak berhenti di sini, kami akan terus bergerak hingga ke akar-akarnya," ia memungkasi.[rza]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping http://bit.ly/2SBjgqY
No comments:
Post a Comment