INILAHCOM, Jakarta - Dalam debat ke-empat, capres nomor urut 02, Prabowo Subianto mengkhawatirkan asing yang menjadi operator pelabuhan.
Tentu saja, kegalauan Prabowo ini ada alasannya. Dengan kekuatan asing yang menjadi operator pelabuhan, jelas riskan. Lantaran, potret ekonomi Indonesia yang riil bisa dicermati dari dinamika di pelabuhan.
Misalnya, arus ekspor dan impor bisa diketahui dengan mudah dari geliat di pelabuhan. Di sinilah fungsi dari intelijen perekonomian. "Tugas pemerintah adalah lindungi asegenap tumpah darah. Dalam satu tinjauan strategis. Pelabuhan dan bandar di-operate asing. Bisa ditutup nafas kita," papar Prabowo dalam debat capres di jakarta, Sabtu malam (30/3/2019).
Lalu apa jawaban Jokowi, capres petahana dengan nomor urut 01? "Saya lihat Pak Prabowo terlalu khawatir dengan apa yang juga dilakukan negara lain. Anggaran kita terbatas tentu kita undang invest ke Indonesia," kata Jokowi.
Soal kedaulatan bangsa, Jokowi menjamin akan menjaganya. "Kita tidak akan berikan 1 centipun ke negara lain. Ini beda invest dilakukan oleh perusahaan, bukan negara. Neagra lain juga lakukan itu, dan tidak bermasalah," paparnya.
Selanjutnya Jokowi membanggakan soal sukses divestasi 51% PT Freeport Indonesia (Freeport/PTFI). Padahal, aksi borong 51% saham Freeport senilai US$3,85 miliar, menyisakan utang BUMN. Di mana, Inalum keluarkan global bonds senilai US$4 miliar. [ipe]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2V3Bnnf
No comments:
Post a Comment