INILAHCOM, Jakarta - Menko Perekonomian, Darmin Nasution mengingatkan, perang dagang bakal menjadi tantangan ekonomi global setelah sentimen dari kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) mereda.
"Tantangan besar global, ketika The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga, itu perang dagang," kata Darmin saat ditemui di Jakarta, Jumat (22/3/2019).
Darmin menjelaskan, saat ini, belum ada kesepakatan baru yang menandakan berakhirnya perang dagang antara China dan AS, sehingga ketidakpastian global ini belum akan usai dalam waktu dekat. "Belum ada posisi jelas, tidak maju dan tidak mundur. Kita lihat saja karena yang pasti dua-duanya merugi dan sama-sama terpengaruh pertumbuhan ekonominya," kata Darmin.
Ia menambahkan persoalan perundingan perang dagang yang tidak bisa selesai dalam waktu cepat, bisa mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia dalam jangka pendek. "Masalah dengan perang dagang adalah, sekali dimulai, menghentikannya juga tidak mudah. Ini dampaknya lebih besar untuk kita, karena dua negara tersebut menjadi tujuan ekspor terbesar," ujar Darmin.
Oleh karena itu, Darmin mengharapkan, terdapat solusi dari permasalahan perdagangan global ini agar tekanan eksternal yang dapat mengganggu perekonomian nasional makin berkurang. "Buat kita, kalau perang dagang itu dapat diredam, apalagi bisa diselesaikan, akan baik sekali," kata Darmin.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, AS tengah mempertimbangkan akan menahan tarif pada produk China hingga batas waktu yang dianggap substansial. Padahal, AS sudah menerapkan bea tarif impor barang China senilai US$250 miliar.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah, mengatakan, penyataan Trump ini menandakan perang dagang belum akan reda dalam waktu dekat. [tar]
No comments:
Post a Comment