INILAHCOM, Jakarta - Mungkin tak banyak yang tahu kalau limbah plastik bisa dimanfaatkan menjadi paving block yang punya nilai ekonomi. Langkah ini seiring kebijakan pemerintah dalam mengelola sampah plastik.
"Kebijakan kantong plastik berbayar haruslah dipandang sebagai langkah awal penanganan yang lebih sistematis, terpadu, dan komprehensif. Ia juga menjadi langkah awal menuju zero kantong plastik. Memang, semuanya membutuhkan proses dan waktu serta pasti ada berbagai kendala. Tetapi, itulah tantangan kita semua," kata Politisi NasDem Lestari Moerdijat dalam rilis kepada media, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Daerah yang akan disasar untuk ini adalah beberapa wilayah di Jawa Tengah (Jateng); Kudus, Demak, dan Jepara. Bagi wanita yang akrab disapa Reri itu, penerapan kebijakan kantong plastik berbayar oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Asprindo) sejak 1 Maret 2019, memang mengundang silang pendapat.
Menurutnya, munculnya pro kontra itu terkait dengan belum terwujudnya kesepahaman baik menyangkut faktor konseptual, regulasi maupun operasional.
"Karena itu, sudah saatnya seluruh stake holder kembali duduk bersama merumuskan dan menyatukan sikap serta pandangan tentang kebijakan kantong plastik berbayar, utamanya dari sisi konseptual, otorisasi, regulasi, dan operasional yang komprehensif," ujarnya.
Caleg NasDem Dapil Jawa Tengah II, mengatakan, sasarannya plastik berbayar memang jelas, antara lain yakni mengurangi pemakaian kantong plastik. Konsumen diharapkan akan beralih kepada kantongan yang lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama.
Kebijakan kantong plastik berbayar ini selaras dengan komitmen Partai NasDem yang sedang giat mengampanyekan slogan 'sayangi bumi dengan diet plastik'.
Pada Februari lalu, misalnya, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Jawa Tengah (Jateng) menggelar sosialisasi diet plastik di Pasar Induk Johar, Semarang. Kegiatan serupa sebelumnya juga dilakukan bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Pantai Sendang Sikucing, Kendal.
"Acara ini bertujuan memberikan informasi tentang dampak ketergantungan konsumsi plastik bagi lingkungan hidup dan mengedukasi warga untuk beralih ke bahan ramah lingkungan," tuturnya.
Reri pun akan mengajak warga di dapilnya untuk memanfaatkan sampah menjadi paving block. Jadi sampah yang dihasilkan bisa daur ulang dimanfaatkan untuk pembangunan.
"Selain itu, kita juga ingin terus mendorong kreativitas dan inovasi yang dilakukan sejumlah warga yang mengubah limbah plastik menjadi paving block (konblok)," tuturnya.
Di kesempatan lain, Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Dwi Sawung menilai, pengelolaan sampah di Indonesia, masih memprihatinkan. Perlu keseriusan DPR dan pemerintah agar pengelolaan sampah lebih baik. "Masalah pengelolaan sampah masih belum efektif. Menajemennya masih sangat buruk," kata Dwi.
Dia menjelaskan undang-undang sebenarnya sudah cukup baik dalam mengatur pengelolaan sampah. Tetapi pada peraturan pelaksana dan impelementasi di lapangan, masih banyak kendala. [tar]
No comments:
Post a Comment