INILAHCOM, Jakarta - Hasto Kristiyanto menilai tampilan khas seorang ulama KH Maruf Amin dalam debat ketiga, menegaskan komitmen terhadap pentingnya riset nasional.
Riset merupakan ukuran kemajuan sebuah bangsa. Integrasi lembaga riset dalam satu Badan Riset Nasional guna menjawab 10-year challenge merupakan langkah terobosan.
"Di situlah anak bangsa diberi ruang untuk melakukan riset kembangkan kemampuan negeri. Sebaliknya Sandi hanya terpaku pada kritik atas program Jokowi tanpa diferensiasi program; tanpa terobosan," ujar Hasto usai debat, Jakarta, Minggu (17/3/2019) malam.
Dia berpendapat gagasan KH Maruf Amin nampak mencerahkan, berkemajuan diiringi dengan jawaban khas NU, misalnya pelibatan DUDI: Dunia Usaha dan Dunia Industri dalam kegiatan riset.
"Istilah yang dipakai KH Maruf Amin jauh lebih kongkret. Misal untuk kesehatan, gagasan terhadap pentingnya penghormatan terhadap profesi tenaga medis, namun pada saat bersamaan menegaskan komitmen negara hadir adalah solusi bagi penyempurnaan progran BPJS dengan coverage yang luas sehingga kata Kyai Maruf merupakan program asuransi terbesar di dunia," ujarnya.
Dalam debat tersebut, nampak bagaimana Sandiaga Uno terkejut dengan tampilan KH Maruf Amin. Sering tampilnya Sandi ke ruang publik menyebabkan tidak ada lagi gagasan baru yang disampaikan, kecuali mengulang-ulang pola yang sama yakni menyebut nama Ibu Lies.
"Metode mengangkat kasus rakyat untuk kritisi program Jokowi terkesan sama dengan debat sebelumnya. Metode ini pun nampak usang di mata publik," katanya.
Alhasil, KH Maruf Amin tampil mengejutkan dan rakyat berikan apresiasi atas tampilan sosok yang tetap menampilkan jati dirinya sebagai ulama pengayom umat tersebut yang mampu mengelaborasi substansi masalah langsung dengan tawaran solusi. [rok]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Y5qrYf
No comments:
Post a Comment