DI Madinah pernah hidup seorang pemilik kebun kurma yang luas. Salah satu pohon kurmanya itu, batangnya condong ke halaman rumah tetangganya yang miskin dan punya banyak anak.
Suatu hari, saat dia sedang memetik buah dari pohon yang condong itu, beberapa butir kurma jatuh ke halaman tetangganya. Anak-anak miskin yang kelaparan di sebelah spontan berlari memungutnya. Pemilik kurma marah. Dia merebutnya kembali. Dia bahkan memaksa anak-anak tetangganya mengeluarkan kurma yang masih di mulut.
Ayah mereka tak terima dan lantas mengadukan peristiwa itu pada Rasulullah saw. "Kan kutemui pemilik pohon itu agar masalah ini selesai," kata Rasul berjanji. Saat bertemu pemilik pohon kurma, Rasul berkata, "Berikan padaku pohon kurma yang condong ke tetanggamu padaku. Aku berjanji Allah akan menggantinya dengan sebatang pohon di surga."
Pemilik pohon menjawab, "Aku punya banyak pohon kurma tapi pohon kurma itu punya buah yang paling menawan hatiku." Dia menolak permintaan Rasul.
Salah seorang sahabat Nabi, Abu Dahdah, mendengar peristiwa itu dan mendatangi Rasulullah. "Wahai Rasul, jika aku yang mengambil pohon kurma itu lalu memberikannya pada ayah dan anak-anaknya yang miskin itu, apakah aku juga akan dapat pohon di surga?"
"Tentu saja," kata Rasul.
Dengan semangat Abu Dahdah mendatangi pemilik pohon yang kaya itu. Mereka terlibat pembicaraan panjang sampai akhirnya orang kaya itu mau menukarnya dengan 40 pohon kurma.
Dengan kegembiraan, Abu Dahdah kembali menemui Rasul. "Wahai Rasul, aku sudah membeli pohon kurma itu! Sekarang, kepemilikannya kuserahkan padamu," katanya.
Rasulullah lalu mendatangi keluarga miskin itu dan mengabarkan kepemilikan mereka atas pohon kurma yang jadi biang sengketa itu. "Manfaatkanlah pohon kurma ini untuk keluarga dan anak-anakmu."
Lepas kejadian itu, turunlah surat Al-Lail yang memuji Abu Dahdah dan mengecam orang kaya yang rakus. Tentang Abu Dahdah, Allah SWT berfirman, "Adapun siapa yang memberi dan bertakwa, dan percaya akan berita gembira, Kami akan mudahkan padanya jalan kemudahan." (Al-Lail:5-7)
Untuk orang kaya yang rakus, Allah berjanji, "Adapun orang kikir dan merasa serba ada, dan mendustakan berita gembira, Kami akan memudahkan padanya jalan kesulitan. Kekayaannya tiada berguna ketika dia jatuh dalam bencana." (Al-Lail:8-11). [islamindonesia]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping http://bit.ly/2XLrgEA
No comments:
Post a Comment