INILAHCOM, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta direksi baru Bank bjb naik kelas, dari bank buku III menjadi bank buku IV. Utamakan tiga pro yakni profitability, pro development, dan pro poor.
Hal itu ditegaskan Kamil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2018 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (bjb) Tbk di Kota Bandung, Selasa (30/4/2019).
Prinsip tiga pro yang dicetuskan Kamil itu bermakna sebagai berikut. Profitability berarti bank harus untung. Pro development berarti mendukung program pembangunan sesuai dengan namanya bank pembangunan daerah. Dan, pro poor berarti keberpihakan kepada usaha mikro kecil menengah (UMKM), UKM dan masyarakat menengah bawah.
"Jadi saya minta dalam tahun-tahun mendatang, dimulai revolusinya pada tahun ini, terjadi sebuah akselerasi dengan konsep tadi (visi tiga pro)," kata Kamil.
"Kalau tiga ini berhasil, kami punya cita-cita, saya sudah konsultasi dengan OJK (Otoritas Jasa Keuangan), kalau tiga ini dilakukan dengan profesionalisme dan ketekunan yang luar biasa, Bank bjb ini bisa naik kelas ke bank buku empat, sekarang kita masih buku tiga," tambahnya.
Dalam kesempatan ini, dirinya mewanti-wanti Bank bjb berkontribusi aktif dalam pengentasan kemiskinan, melalui penyaluran kredit permodalan yang mudah dan cepat. Hal ini sebagai bentuk pencegahan masyarakat untuk tidak menerima pinjaman dari fintech dan rentenir.
"Para kepala daerah punya tugas mulia untuk mengentaskan kemiskinan. Tapi terkadang instrumen kita terbatas. Kenapa banyak fintech dan rentenir? Karena mudah, bukan karena memudahkan dari sisi pembiayaan karena kalau pembiayaannya (seperti bunga) mencekik," tutur Kamil. "Saya sudah survei orang miskin itu lebih baik bunga tinggi tanpa harus ribet beradministrasi, rumusnya itu," sambung Kamil.
Dengan begitu, sebuah bank perlu mengetahui sisi psikologis konsumen atau nasabah, sehingga pihak bank perlu melakukan jemput bola seperti pola penawaran kredit yang dilakukan oleh fintech dan rentenir.
"Artinya bank harus hafal psikologis konsumen. Artinya, hari ini minta jemput bola bukan datang ke kita (bank). Kalau pola banknya tidak berubah maka akan ditinggalkan (nasabah). Maka rentenir tumbuh subur, itulah kita lawan. Karena kita punya kapasitas triliun-triliunan," katanya.
Tambah Direksi
Upaya untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan zaman teknologi informasi, atau digital, Kamil mengusulkan penambahan direktur baru yakni Direktur IT (Information Technology). "Fenomena perubahan hadir di depan mata, kita tinggal bisa ikutan atau ketinggalan," imbuhnya.
Untuk itu, usulan posisi baru yaitu Direktur IT, Treasury, dan International Banking dalam direksi bjb ini dibahas dalam RUPS Tahunan Tahun Buku 2018. Berdasarkan hasil RUPS Tahunan, usulan posisi baru ini pun disetujui oleh mayoritas pemegang saham.
Saat ini, ada 7 posisi dewan komisaris dan direksi di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan banten, Tbk yang diusulkan dan akan segera dilakukan fit and proper test oleh OJK. Yakni.
1. Farid Rahman (Komisaris Utama Independen),
2. Eddy I M Nasution (Komisaris),
3. Fahlino F Sjuib (Komisaris Independen),
4. Direktur Utama: Yuddy Renaldy,
5. Direktur Operasional: Tedi Setiawan,
6. Direktur Komersial dan UMKM: Benny Riswandi,
7. Direktur IT, Treasury, dan International Banking: Rio Lanasier. [ipe]
No comments:
Post a Comment