SESEORANG yang pernah melakukan dosa syirik dan meninggal dengan dosa syiriknya yang belum terampuni, di akhirat memang tidak akan ada pengampunan lagi dari Allah. Dengan catatan, bahwa dia mati dengan membawa dosa syiriknya itu.
Perhatikan firman Allah Ta'ala berikut ini: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS. An-Nisa': 48)
Namun seandainya sebelum meninggal, dia sempat bertaubat dan meminta ampun atas dosa syiriknya itu, tentu saja Allah Maha Penerima taubah hamba-Nya. Jadi ayat yang menyebutkan bahwa Allah tidak mengampuni dosa syirik ini harus dipahami bahwa ampunan yang dimaksud adalah ampunan di akhirat. Sedangkan ampunan di dunia ini, jelas terbuka lebar untuk dosa apa pun juga, termasuk dosa syirik.
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..." (QS. At-Tahrim: 8)
Bukankah banyak dari shahabat nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam yang dulunya para penyembah berhala? Lalu mereka kemudian menjadi orang-orang yang beriman? Kalau dosa syirik itu tidak diampuni selama di dunia, maka seharusnya para shahabat nabi itu masuk neraka. Sebab mereka pernah menjadi penyembah berhala. Ternyata generasi shahabat justru merupakan generasi terbaik dari seluruh rangkaian sejarah umat Islam. Bayangkan, kaum penyembah berhala kemudian dijadikan generasi terbaik. Tentu saja lewat proses taubat dan masuk Islam terlebih dahulu.
Kalau orang kafir yang syirik kepada Allah bisa menjadi umat terbaik, maka apalagi kita yang lahir sebagai muslim, tentu lebih memungkinkan lagi. Maka jangan salah paham terhadap penyertian ayat secara sepotong-sepotong, kita perlu memahami lewat tafsir dan penjelasan para ulama. Untuk menebus dosa, syariah Islam tidak mensyaratkan macam-macam ketentuan. Tidak seperti pada agama lain yang mewajibkan ritual pengakuan dosa di hadapan tokoh agama. Juga tidak perlu membeli kartu pengampunan dosa.
Bertaubat bisa dilakukan secara singkat, intinya hanya tiga hal saja. Pertama, berhenti dari dosa. Kedua, menyesalinya, dan ketiga, berjanji untuk tidak pernah mengulanginya. Kalau ada dosa kepada sesama manusia, maka harus menunaikan hutang atau mendapatkan permaafan darinya. Bila taubat itu dilakukan sebelum ajal datang menjemput, maka Allah akan mengampuni. Wallahu a'lam bishshawab. [Ahmad Sarwat, Lc]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping http://bit.ly/2WefaYt
No comments:
Post a Comment