INILAHCOM, Jakarta - Potensi industri otomotif Indonesia yang besar menjadi daya tarik bagi industri robot atau otomasi global. Apalagi dalam implementasi industri 4.0, industri otomotif membutuhkan proses produksi yang lebih efektif dan efisien, supaya bisa memasarkan produk lebih cepat ke pasar.
Salah satu pemain robot global yang sedang mengincar pasar Indonesia adalah Universal Robots. Perusahaan teknologi robot asal Denmark ini mulai menyasar pabrikan kendaraan bermotor roda empat di Indonesia, yang terus berevolusi dalam proses produksinya dengan memanfaatkan teknologi.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Kukuh Kuara mengakui pabrikan otomotif di Indonesia sudah mengadopsi teknologi robot atau otomasi. Beberapa bagian pekerjaan yang sudah menggunakan robot, antara lain pengelasan (welding), painting, bodi, dan sebagainya.
"Industri otomotif Indonesia makin kompetitif daya saingnya, karena sudah banyak menggunakan teknologi robot. Namun, memang proses adopsinya dilakukan secara bertahap. Karena tetap juga dihitung nilai keekonomiannya saat digunakan dalam satu tahapan produksi kendaraan," ujar Kukuh dalam diskusi pintar Forum Wartawan Otomotif Indonesia (FORWOT) bertajuk 'Peningkatan Daya Saing Industri Otomotif Indonesia Menuju Era Otomotif 4.0' di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Hadir pula dalam diskusi ini pengamat otomotif yang juga Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Bidang Industri Otomotif (periode 2015-2018) Agus Thajajana, General Manager Universal Robots (UR) Sakari Kuikka, serta perwakilan manufaktur otomotif di Indonesia, seperti Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Wuling, DSFK, Hino, KTB, dan sebagainya.
Menurut Kukuh, industri otomotif Indonesia merupakan salah satu industri strategis di Indonesia. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2018 mencapai 1,76 persen atau setara Rp260,9 triliun.
"Industri otomotif juga masuk kelompok 10 besar investasi asing langsung di Indonesia pada 2018 senilai US$1 miliar," ungkapnya.
Dari sisi penjualan, sejak 2012 hingga 2018, penjualan mobil di Indonesia berada di level satu jutaan unit. Pada tahun ini, GAIKINDO memprediksi penjualannya mencapai 1,1 juta unit.
General Manager Universal Robots (UR) Sakari Kuikka menyebut potensi pasar Indonesia menjanjikan, karena rasio penggunaan robot di industri manufaktur Indonesia secara keseluruhan masih rendah.
Rasionya, lima robot per 10.000 karyawan. Artinya lima robot dioperasikan oleh 10.000 karyawan. Sedangkan negara lain rasionya lebih tinggi, seperti Singapura yang memiliki rasio 658 robot per 10.000 karyawan. Bahkan rata-rata dunia rasio penggunaan robotnya 85 per 10.000 karyawan.
"Rasio penggunaan robot Malaysia dan Thailand lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yakni 40-50 robot per 10.000 karyawan. Negara lain, seperti Filipina dan India, berada satu level dengan Indonesia dengan rasio tiga hingga empat robot per 10.000 karyawan," ujar Kuikka
Universal Robots memiliki fasilitas produksi di Denmark dengan fasilitas reserch and developmnet (R&D) di Denmark dan Boston, S.
Sementara, pengamat otomotif Agus Thajajana memaparkan beberapa pabrikan otomotif Indonesia memang sudah memanfaatkan teknologi robot, seperti Daihatsu, Toyota, dan Honda (mobil).
Beberapa bagian yang sudah dikerjakan robot, antar lain pengecatan bodi mobil, pemasangan sealer kaca, pengelasan komponen bodi, pemasangan bagian mesin, dan sebagainya.
"Bila harus diproduksi lebih dari 500 unit mobil per hari, untuk menjamin kualitas pekerjaan yang sama, hanya bisa dikerjakan oleh robot," ujar Agus, yang juga menjadi komisaris di PT Inalum (Persero).
Dia menambahkan, teknologi robot memiliki manfaat bagi pabrikan otomotif di Tanah Air, seperti produktivitas bertambah, efisiensi sumber daya, peningkatann efisien proses produksi, meningkatkan daya saing, time to market produk lebih cepat, dan meningkatkan profit karena lebih banyak mobil yang masuk ke pasar.
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/305IrSV
No comments:
Post a Comment