INILAHCOM, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian mempertanyakan turunnya lifting minyak 2019. Dari 800 ribu barel per hari (bph) pada 2018 menjadi 750 ribu bph.
"Ini berarti tahun 2019 proyeksinya liftingnya 750 ribu barel per hari ya, kok bisa turun. Pidato presiden bisa optimis?" kata Ramson bertanya ke SKK Migas sewaktu Rapat Dengar Pendapat di DPR, Jakarta, Senin (27/8/2018).
Menanggapi ini, Wakil Kepala SKK Migas, Sukandar mengamini. Bahwasanya lifting minyak pada 2019 dipatok 750 barel per hari. "Saya kira angkanya segitu pak. Kalau oil memang angkanya turun, tapi kalau gas angkanya lebih optimis," kata Sukandar.
Mendapat jawaban singkat itu, politisi Gerindra ini, tidak puas. Dia pun kembali menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo pada pidato di Sidang Paripurna DPR menyatakan optimis dengan lifting minyak.
"Dalam pidato presiden sangat optimis. Kok jadi turun padahal kan sudah berubah sistemnya dengan gross split, apa ini keunggulannya. Kelemahannya di SKK, di Kementerian atau lebih top lagi, ini terbuka lah. Kenapa menurun lagi jadi 750 ribu, ini jadi terendah?" ujar Ramson.
Mendapat pertanyaan ini, Sukandar tidak mampu menjawab. Ia malah bilang lifting gas di 2019 mengalami kenaikan."Mohon izin pak, angka yang disampaikan untuk oil 750 ribu barel. Namun gasnya naik jadi 1,25 juta barel equivalen. Kalau dijumlah tahun depan masih 2 juta pak," kata Sukandar.
Diketahui, pemerintah menetapkan angka lifting minyak bumi dalam RAPBN 2019 sebesar 750 ribu bph. Angka ini turun dibandingkan 2018 sebesar 800 ribu bph.
"Lifting minyak bumi pada tahun 2019 diperkirakan mencapai rata-rata 750 ribu barel per hari," kata Presiden Joko Widodo saat membacakan dan Nota Keuangan 2019 di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/8/2018).
Untuk lifting gas bumi, kata Jokowi, diproyeksikan sebanyak 1.250 ribu barel setara minyak per hari. Angka ini meningkat ketimbang 2018 sebesar 1.200 ribu barel setara minyak per hari.
"Perkiraan tingkat lifting tersebut berdasarkan kapasitas produksi dan tingkat penurunan alamiah lapangan-lapangan migas yang ada, penambahan proyek yang akan segera beroperasi, serta rencana kegiatan produksi 2019," ujar Jokowi.
Sedangkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Oil Price (ICP) pada tahun 2019 diperkirakan rata-rata US$ 70 per barel. Asumsi ini naik dari APBN 2018 US$ 48 karena tingginya harga minyak dunia.
Sebab, pergerakan ICP itu seiring dengan dinamika harga minyak mentah dunia yang semakin sulit diprediksi. "Pada tahun 2019, beberapa faktor yang diperkirakan memengaruhi harga minyak mentah dunia dan ICP adalah geopolitik global, peningkatan permintaan seiring pemulihan ekonomi global, dan penggunaan energi alternatif," kata dia. [ipe]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2BRjWkS
No comments:
Post a Comment