Pages

Wednesday, August 29, 2018

Kementerian ESDM Sebut Eletrifikasi Papua 72,04%

INILAHCOM, Jakarta - Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, semester I-2018 elektrifikasi di Provinsi Papua mencapai 72,04%. Sedangkan Papua Barat mendekati sempurna yakni 99,99%.

Berdasarkan data yang dihimpun di Jakarta, Rabu (29/8/2018), Kementerian ESDM menyebutkan, angka pemerataan kelistrikan nasional yang tercermin dalam rasio elektrifikasi sudah mencapai angka 97,13% hingga akhir Juni 2018.

Target rasio elektrifikasi dari Pemerintah sendiri di akhir tahun ini sebesar 97,50% dengan komposisi PLN sebesar 94,5%, Non-PLN sebesar 2,36%, dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE). sebesar 0,12%.

Menteri ESDM Ignatius Jonan beserta jajarannya pun kembali memasang target rasio elektrifikasi sebesar 99,9% pada 2019. Ada pertumbuhan atas target sebelumnya sebesar 97,5%. Nantinya, pemerataan rasio elektrifikasi akan dipusatkan ke daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah terus meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit. Tercatat hingga Semester I tahun 2018, kapasitas terpasang sudah mencapai 62 Giga Watt (GW) atau meningkat 7 GW dalam 3 tahun terakhir.

Di samping itu, Pemerintah tetap berkomitmen menjalankan program 35.000 mega watt (MW). Status Juni 2018, perkembangan program tersebut sudah beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) sekitar 2.278 MW, atau sekitar 6%; 16.523 MW (47 persen) memasuki tahap konstruksi, kontrak/PPA belum kontrak 13.481 (38%n), pengadaan 2.130 MW (6%) dan dalam tahap perencanaan sebesar 1.007 (3%) MW.

Capaian selanjutnya, susut jaringan cukup baik mencapai 9,51%, atau sudah lebih kecil dari target yang sudah ditetapkan di tahun ini sebesar 9,60 %. Guna mencegah pencurian listrik, pemerintah akan terus menigkatkan pengawasan dan modernisasi sistem penyaluran dan metering.

Sementara, bauran energi pada sektor pembangkit masih didominasi batubara sebesar 58,645. Disusul gas sebesar 22,48% dan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 12,71%. Untuk realisasi pangsa BBM dalam bauran pembangkit listrik sekitar 6,18%, atau mencapai 1,77 juta kilo liter.

Terkait dengan konsumsi listrik sebesar 1.034 kWh per kapita atau meningkat dibandingkan empat tahun terakhir, yaitu 2017 (1.012 kWh/kapita), 2016 (956 kWh/kapita), 2015 (918 kWh/kapita) dan 2014 (878 kWh/kapita).

Pemerintah menargetkan pada 2018, konsumsi listrik masyarakat akan meningkat mencapai 1.129 kWh per kapita. Pada kurun 2017-2018, untuk pertama kalinya Indonesia menembus angka konsumsi listrik diatas 1.000 kWh per kapita. Kenaikan ini menjadi sinyal positif bagi tumbuhnya perekonomian nasional. [tar]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2C6jRdo

No comments:

Post a Comment