Pages

Monday, September 17, 2018

Ke Depan Rupiah Ditengarai masih Loyo

INILAHCOM, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dalam waktu dekat diprediksi kembali melamah. Apa saja yang menjadi faktornya?

Menurut Ekonom Indef Bhima Arya Yudhistira, salah satu yang menjadi faktor ialah kenaikan harga minyak mentah dunia. Kenaikan ini, dinilai akan berpengaruh negatif kepada rupiah.

"Ada 5 isu global yang berpengaruh ke rupiah. Harga minyak tembus US$80 per barel berpengaruh negatif ke negara importir minyak," kata Bhima dalam pesan singkat, Senin (17/9/2018).

Menurut Bhima, pengaruh negatif atas kenaikan minyak mentah itu karena Indonesia adalah negara net impor migas. Maka, lajut dia, untuk mengimpor minyak itu tentu membutuhkan bayak dolar AS.

Nah, banyaknya kebutuhan dolar itulah yang akan membuat rupiah semakin tertekan oleh dolar AS. Hal ini tentu akan membuat defisit migas kian melebar.

"Defisit migas melebar membuat defisit perdagangan dan transaksi berjalan memburuk. Jadi (harga minyak mentah naik) pengaruhnya signifikan," ujar dia.

Lalu, apakah kebijakan pemerintah lewat Kementerian ESDM berkaitan jatah minyak KKKS harus dijual ke Pertamina dan tidak boleh diekspor, menurut dia belum berpengaruh begitu besar.

"Kelihatannya belum jaminan juga untuk jangka pendek karena cash flow Pertamina sedang tertekan juga."

Faktor lainnya rapat Bank of Japan (BoJ) terkait rencana melanjutkan stimulus moneter; menanti hasil rapat bank sentral beberapa negara emerging market pasca-Turki menaikkan bunga 625 basis poin.

Kemudian, data ritel Inggris akan rilis Kamis (20/9/2018) besok. Ini menjadi indikator kesehatan ekonomi Inggris pasca-Brexit. Rilis data penjualan rumah di AS bertepatan dengan 10 tahun setelah krisis perumahan 2008.

"Kesimpulannya investor asing masih akan melakukan posisi flight to quality dengan mencari aset yang aman, yaitu treasury bond dan memborong dolar," kata dia. [jin]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2peY3D4

No comments:

Post a Comment