
INILAHCOM, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghentikan sementara kontrak pembangunan jembatan pada ruas Wamena - Habema - Mugi - Kenyam - Batas Batu - Mumugu Papua.
Keputusan tersebut menindaklanjuti kasus penembakan terhadap pekerja pembangunan Jembatan Kali Aorak (KM 102+525) dan Jembatan Kali Yigi (KM 103+975) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua. "Kami mendukung sepenuhnya upaya dan langkah cepat aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, untuk menemukan dan menindak tegas para pelaku sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi para staf, kontraktor maupun konsultan yang bekerja akan dilanjutkan kembali pekerjaannya sesuai rekomendasi dari pihak TNI dan Polri. Kami akan dilanjutkan kembali pekerjaannya sesuai rekomendasi dari pihak TNI dan Polri," katanya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, Selasa (4/12/2018).
Menteri Basuki menjelaskan pembangunan ruas Wamena Habema Mugi - Kenyam Batas Batu - Mumugu merupakan prioritas program dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, sebagai implementasi visi Nawacita "Membangun dari Pinggiran". Presiden Jokowi pun pernah melakukan kunjungan kerja untuk memantau langsung progres pembangunan jalan pada ruas tersebut pada tanggal 10 Mei 2017, serta menugaskan Kementerian PUPR untuk mempercepat penyelesaian pembangunan jalan dan jembatan pada ruas tersebut.
"Kami merasa terkejut dan sangat menyesalkan terjadinya kembali tindakan penembakan terhadap para pekerja konstruksi pembangunan Jembatan Kali Yigi dan Jembatan Kali Aurak pada Ruas Wamena Habema Kenyam Batas Batu - Mumugu. Kami menyampaikan dukacita yang mendalam kepada keluarga para korban penembakan dari PT Istaka Karya," katanya seperti mengutip dari laman resmi Kementerian PUPR.
Pada kurun waktu 2016 hingga 2019, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XVIII Papua, Ditjen Bina Marga telah memprogramkan pembangunan 35 jembatan pada ruas Wamena Habema - Mugi Kenyam Batas Batu - Mumugu untuk melengkapi prasarana jalan yang telah tersambung seluruhnya.
Proyek sarana dan prasarana tersebut terdiri dari 14 jembatan dikerjakan oleh PT Istaka Karya dengan nilai kontrak Rp 184 miliar dimana progresnya 11 jembatan sedang dalam pelaksanaan, 3 jembatan akan mulai dikerjakan tahun 2019. Sebanyak 21 jembatan dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp246,8 miliar.
Untuk progresnya 5 jembatan sudah selesai (Jembatan Gat III, Gat II, Arwana, Merek dan Wusi), sedangkan 9 jembatan sedang dalam pelaksanaan (a.l Kali Kotek I, Kali Wolgilik, Kali Jun, Kali Labi, Kali Abeak, Kali Simal, Kali Moit, Kali Dumit dan Kali Rora).
Namun sejak 4 bulan yang lalu telah dihentikan karena adanya korban/gangguan keamanan yang serius. Untuk 7 jembatan akan mulai dikerjakan pada tahun 2019.
"Sebab, tanpa adanya jembatan, para pengguna jalan harus melintas sungai pada ruas ini. Saat ini progres pembangunan 35 jembatan tersebut sudah selesai 70%."
Pihaknya mendukung sepenuhnya upaya dan langkah cepat aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, untuk menemukan dan menindak tegas para pelaku sehingga tercipta suasana yang kondusif bagi para staf, kontraktor maupun konsultan yang bekerja untuk dan atas nama Kementerian PUPR dan Kementerian/Lembaga lainnya untuk membangun infrastruktur demi terwujudnya keadilan sosial dan kesejahteraan di Papua.
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2EewLpR
No comments:
Post a Comment