Pages

Wednesday, January 2, 2019

Ini Kronologi Insiden di Rumah Prabowo-Sandi NTB

INILAHCOM, Jakarta - Sebuah video ramai diperbincangkan di media sosial yang menunjukkan seorang polisi di posko pemenangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno merobek buku tamu. Polri menjelaskan kronologi kejadian tersebut.

Dalam video tersebut terlihat seorang laki-laki sedang marah-marah kepada beberapa polisi. Insiden itu disebut terjadi di Rumah Pemenangan Prabowo-Sandiaga di NTB. Dalam video itu, laki-laki tersebut meminta polisi tidak seenaknya menyobek kertas karena khawatir ada catatan nomor telepon yang hilang.

"Bapaknya mungkin datang, cuma kan nggak boleh begitu. Takutnya, kalau dirobek salah-salah kita punya, teman-teman yang punya nomor kan jadi hilang, gitu lho, kan begitu," ucap seseorang dalam video tersebut dilihat INILAHCOM, Rabu (2/1/2019).

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan kronologis kejadian tersebut.

"Kejadian di NTB itu sudah diklarifikasi oleh Polda NTB, terjadi kesalahpahaman antara pemilik rumah denggan anggota," kata Dedi menjelaskan.

Maksud kesalahpahaman itu adalah rumah yang menjadi lokasi anggota polisi merobek buku itu adalah rumah yang dikenal oleh anggota tersebut. Polisi disebut sudah kenal dekat dengan pemilik rumah. Sebab, rumah itu menjadi tempat singgah jika anggota sedang melaksanakan PAM di area rumah tersebut.

"Kalau dengan penjaga rumah, saudara sri itu udah kenal baik dengan petugas. Bahkan sudah sering, karena letak rumah cukup strategis untuk lakukan pengamanan dalam kota, ya anggota yang diplot di area pengamanan dalam kota tersebur mampirnya ke situ. Komunikasi sudah terjalin dengan penjaga rumah," ucap Dedi.

"Pada saat kejadian itu datang pemilik rumah, pemilik rumah liat anggota polisi di situ. Anggota sudah menjelaskan bahwa sebelumnya sudah ijin pada penjaga rumah untuk berteduh dan makan disitu sebelum insiden ke lokasi PAM," imbuh dia.

Pasca insiden itu, Polda NTB diwakili Kabid Humas langsung bergerak untuk mempertemukan anggota yang merobek buku dengan penjaga rumah. Pada akhirnya, menurut Dedi, kedua pihak sudah saling memaafkan dan menyadari bahwa kejadian ini adalah salah saham.

"Dan kemarin sudah langsung dipertemukan oleh Kabid Humas Polda NTB antara anggota dengan pemilik rumah, dan sudah diklarifikasi skaligus disampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut dan pihak pemilik rumah pun menyadari, sudah ada semacam komunikasi kembali sehingga tidak ada masalah lagi," tutur Dedi.

Dedi menegaskan komitmen Polri untuk bersikap netral dalam Pemilu 2019. Jika ada anggota tak netral, Polri menegaskan akan memberikan sanksi.

"Jadi pada prinsipnya apa yang disampaikan pak kapolri di awal 2018, maupun ditekankan kembali saat bulan November kemarin, dengan pengumpulkan seluruh kapolda, seluruh PATI Polri di akpol, bahwa di dalam kontestasi pemilu 2019, Polri mutlak netral. Bahwa netralitas polri harga mati," tandas dia.

"Polisi netral. Apabila nanti diketemukan yang tidak netral, ada hukuman disiplin dan kode etik," sambung dia. [ton]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping http://bit.ly/2LKaC3E

No comments:

Post a Comment