Pages

Sunday, March 31, 2019

Fakih, Bijak, Cerdas, Ulama dari Kalangan Sahabat

MELIHAT sambutan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terhadap Kabilah al-Asyari, terutama tokoh mereka yakni Abu Musa, tahulah para sahabat kedudukannya di kalangan kaum mukminin. Secara pribadi, Abu Musa sendiri adalah seorang yang fakih, bijak, dan cerdas. Sehingga memang selayaknya ia dihargai.

Di masa berikutnya, Abu Musa menjadi ulama di kalangan para sahabat. Ia berfatwa dan memutuskan perkara. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkatnya sebagai pemimpin di sebagian wilayah Yaman, Zabid, dan Adn. Umar bin al-Khattab radhiallahu anhu menjadikannya pemimpin di Bashrah. Dan Utsman bin Affan radhiallahu anhu mempercayakan wilayah Kufah padanya.

Rasa cinta dan kasih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada Abu Musa, beliau tunjukkan saat mendoakannya ampunan dan masuk ke dalam surga. "Ya Allah, ampunila dosa Abdullah bin Qays (Abu Musa). Masukannlah ia pada hari kiamat di tempat yang terpuji." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Asy-Syabi mengatakan, "Hakimnya umat ini ada empat orang: Amr (bin al-Ash), Ali (bin Abi Thalib), Abu Musa, dan Zaid bin Tsabit." (Tarikh Dimasyq No.31996). Maksudnya adalah orang-orang yang bijaksana keputusannya. Jika memutuskan suatu perkara, hasilnya bisa diterima, tepat, dan benar. Asy-Syabi juga mengatakan, "Ahli fikih dari kalangan sahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam ada enam orang: Umar, Ali, Abdullah bin Masud, Zaid, Abu Musa, dan Ubay bin Kaab." (Tarikh Dimasyq No.31996).

Hasan al-Bashri mengatakan, "Tidak ada seorang pengendara kuda yang datang ke Kota Bashrah, yang lebih baik dari Abu Musa al-Asyari." (Siyar Aalam an-Nubala, Jilid II, Hal: 389).

[baca lanjutan]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2JTeBNP

No comments:

Post a Comment