INILAHCOM, London - Tak sedikit orang yang rela membelanjakan banyak uang untuk bermain game. Salah satunya adalah pemain game Candy Crush ini.
Alex Dale, Senior Executive King, selaku pembuat game Candy Crush, baru-baru mengungkap bahwa pada tahun lalu bahkan ada seorang pemain yang membelanjakan uang hingga US$2.600 atau sekitar Rp37 juta dalam sehari untuk mikrotransaksi di dalam game besutan perusahaannya itu.
Uang tersebut, menurut Dale, dipakai membeli virtual currency bernama 'gold bars' untuk mempercepat proses naik tingkatnya di dalam Candy Crush.
"Kedengarannya banyak dan itu memang uang yang sangat banyak, tapi yang dibeli pemain itu adalah paket 25 'gold bars' seharga US$106 (Rp1,5 juta) yang digunakan selama tujuh bulan, jadi rata-rata yang dihabiskan US$370 (Rp5,2 juta) per bulan," ujarnya seperti dilansir TechSpot.
Setelah 'gold bars' yang dibeli habis, Dale mengatakan si pemain membeli 10 paket lagi dengan harga yang sama.
"Itu terserah pemain, apakah mereka memutuskan untuk membeli level dan secara rasional akan mengurasnya lalu membeli lagi," lanjutnya.
Dale mengklaim bahwa jumlah pengguna aktif bulanan Candy Crush telah mencapai kisaran 270 juta.
Dia menyebutkan bahwa 3,4 persen dari pengguna aktif harian Candy Crush menghabiskan setidaknya tiga jam untuk bermain game tersebut tiap hari. Sementara, sebanyak 0,16 persen bermain Candy Crush selama enam jam atau lebih setiap hari.
Pihak King tidak mengungkap berapa total pengguna aktif harian Candy Crush sehingga jumlah pemain yang bermain lebih dari tiga jam atau enam jam tidak diketahui pasti.
Kendati demikian, Dale mengklaim bahwa angka-angka di atas tidak mencerminkan adanya masalah kecanduan di kalangan para pemain game besutan perusahaannya.
"Dari 270 juta pemain, dalam sebulan hanya dua atau tiga orang yang mengontak kami karena khawatir terlalu banyak menghabiskan waktu atau belanja di game," ujar Dale kepada komite khusus lembaga legislatif Inggris yang menyelidiki teknologi imersif dan adiktif.
"Jumlah ini sangat kecil untuk mereka yang bermain pada level tinggi. Saat kami berbicara pada mereka, mereka mengatakan senang dengan apa yang mereka lakukan," imbuhnya.
Secara demografis, menurut Dale, Candy Crush banyak dimainkan oleh mereka yang memang punya waktu luang lebih banyak seperti orang lanjut usia dan mereka yang sedang dalam pemulihan setelah sakit.
Baca juga: WHO Tetapkan Kecanduan Game sebagai Penyakit
Game yang membuat kecanduan belakangan memang sedang menjadi sorotan sejumlah kalangan. Baru-baru ini, Badan Kesehatan Dunia WHO resmi menetapkan kecanduan game atau game disorder sebagai penyakit gangguan mental.
Menanggapi keputusan dari WHO tersebut, Dale mengatakan bahwa King akan melakukan evaluasi ulang soal kebiasaan bermain para gamer Candy Crush.
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2JiLOio
No comments:
Post a Comment