INILAHCOM, Jakarta - Putri Almarhum Presiden Keempat Abdurrahman Wahid, yakni Yenny Wahid meminta Presiden Joko Widodo tetap fokus membangun ekonomi kreatif (ekraf) di periode kedua pemerintahannya.
"Dengan menggunakan ekonomi kreatif, itu akan memperbesar kue ekonomi kita, dengan memberikan fokus khusus pada bidang ekonomi kreatif," ujar Yenny di Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Dia menjelaskan, saat ini, banyak pasar-pasar tradisional yang tergerus oleh kemajuan teknologi, dan ini membutuhkan pendekatan-pendekatan yang berbeda salah satunya pendekatan berbasis kreatifitas, inovasi dan sebagainya.
Sebagian besar negara-negara di dunia justru menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu penopang dari pendapatan negara. Sudah sewajarnya Indonesia memberikan fokus besar terhadap ekonomi.
Dalam kesempatan sama Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf menilai Indonesia menjadi salah satu negara yang dapat bertahan di tengah resesi ekonomi yang dihadapi Amerika Serikat, karena Indonesia memiliki ketahanan dari segi peningkatan konsumsi produk lokal, seperti fesyen dan kuliner yang menjadi bagian perhatian utama dari sektor ekonomi kreatif.
Dia menjelaskan, peningkatan kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia juga menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun.
Kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB pada 2018 tercatat mencapai Rp1.105 triliun dan pada tahun ini, ditargetkan bisa meningkat hingga Rp1.200 triliun.
Berdasarkan ekspor ekonomi kreatif dengan nilai US$20 miliar, subsektor penyumbang pertama adalah fesyen (54,54%), kriya (39,01%), dan kuliner (6,31%).
Ada pun subsektor ekonomi kreatif yang berada di bawah kebijakan Bekraf, yakni bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk, fesyen, film, animasi dan video, fotografi, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta tv dan radio.
Sementara itu, lima negara dengan ekonomi raksasa di dunia, seperti Jerman, Inggris, Italia, Brasil, dan Meksiko berisiko mengalami resesi ekonomi.
Resesi ekonomi biasanya didefinisikan sebagai kontraksi pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada dua kuartal berturut-turut. Kelima negara tersebut termasuk dalam 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, atau biasa dikenal dengan G20. Potensi resesi ekonomi kemungkinan akan menggeser peringkat kelima negara di posisi lebih rendah. [tar]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2z1OZWS
No comments:
Post a Comment