Pages

Tuesday, October 29, 2019

Kenali Gejala Stres dan Depresi Sejak Dini

INILAH.COM, Jakarta - Munculnya pikiran negatif adalah salah satu gejala stres dan depresi. Ketahui gejala lainnya untuk mengenali dua kondisi tersebut.

Segala sesuatu tidak selalu berjalan mulus sesuai rencana. Anda pasti akan berhadapan dengan masalah, baik itu dalam keluarga, pekerjaan, pendidikan, maupun kesehatan. Bila berlangsung berlarut-larut tanpa penyelesaian, berbagai konflik tersebut dapat menjadi pencetus timbulnya gejala stres dan depresi.

Menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong, banyak orang beranggapan bahwa gejala stres dan depresi hanya sebatas munculnya pikiran negatif diikuti perasaan sedih yang amat dalam.

"Padahal, gejala stres dan depresi amat luas dan bervariasi bergantung pada banyak faktor. Sebut saja kepribadian seseorang, faktor pencetus, seberapa berat stressor (faktor pencetus), dan sistem pendukung (support system) seseorang," kata dr. Sepriani Timurtini Limbong dalam keterangannya, baru-baru ini.

Lantas, apa itu stres dan depresi?
Stres merupakan reaksi tubuh terhadap perubahan apapun yang memerlukan respons atau penyesuaian tertentu. Hal ini sebenarnya normal. Anda dapat mengalami stres akibat berbagai hal, mulai dari hal fisik, mental, dan emosional.

Bahkan, hal positif sekalipun, seperti kelahiran anak, kenaikan pangkat atau gaji, dapat menimbulkan stres. Akan tetapi, stres secara umum kerap dikaitkan dengan kondisi yang tidak diinginkan. Saat menghadapi stressor tertentu, tubuh akan menciptakan sebuah respons yang mempersiapkan Anda untuk menghadapi stressor tersebut. Berbagai senyawa kimia akan dikeluarkan dalam tubuh, seperti kortisol, adrenalin, dan noradrenalin.

"Senyawa-senyawa tersebut akan membuat Anda lebih terjaga, meningkatkan frekuensi nadi, fungsi otot agar Anda siap menghadapi kejadian yang dianggap menantang atau mengancam oleh tubuh. Dalam hal ini, tubuh berada pada kondisi "fight or flight" yang merupakan respons wajar saat Anda sedang mengalami suatu stressor. Namun demikian, bila terjadi dalam waktu lama, stres dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalah fisik dan mental," terangnya.

Bagaimana dengan depresi? Depresi merupakan kelainan suasana hati dimana seseorang merasa sedih dan kehilangan minat yang berlangsung sepanjang waktu.

Kondisi ini termasuk dalam salah satu jenis gangguan kesehatan jiwa yang akan berdampak pada cara pikir dan perilaku seseorang. Menurut data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar tujuh persen orang berusia di atas 12 tahun mengalami satu periode depresi dalam hidupnya. Penderita depresi sendiri di seluruh dunia diperkirakan ada mencapai 350 juta.

"Depresi yang tidak terdeteksi dan tidak ditangani dengan tepat akan memengaruhi setiap aspek kehidupan penderitanya, mengganggu hubungannya dengan keluarga dan orang lain, membuatnya tidak produktif, bahkan yang terburuk dapat menyebabkan kematian," terang dr. Sepriani.

Stres berkaitan erat dengan depresi. Seseorang yang mengalami depresi umumnya berawal dari suatu pencetus yang menyebabkan terjadinya stres. Namun, tidak setiap stres akan berakhir menjadi depresi. Hal tersebut tergantung dari seberapa berat stresnya dan waktu terjadinya.

Menurut klikdokter.com, Gejala stres dan depresi sering kali serupa, meski ada beberapa hal signifikan yang membedakannya. Gejala stres dan depresi memang serupa, tapi tidak sama. Namun, keduanya dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan jiwa dan fisik. Kenali gejala dari kedua kondisi tersebut dan ketahui cara mencegahnya.

Dengan demikian, saat masalah datang atau Anda mengalami konflik yang berpotensi membuat stres dan depresi, Anda mampu mengenali dan mencegahnya. [adc]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/31YRvJE

No comments:

Post a Comment