INILAHCOM, Washington DC--Pendukung Republik Presiden Donald Trump merencanakan pembelaan yang kuat untuk presiden dalam sidang-sidang pemakzulan yang terbuka mulai hari Rabu (13/11/2019) ini waktu setempat.
Dua pejabat Departemen Luar Negeri AS, Bill Taylor, diplomat top AS di Ukraina, dan George Kent, yang mengurus Ukraina di Departemen Luar Negeri akan membuka sidang terbuka.
Kedua pejabat ini telah mengatakan, Trump mendesak Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy melakukan penyelidikan terhadap pesaing utama Trump pada pemilihan 2020, mantan Wapres Joe Biden, sebelum Trump bersedia menyalurkan bantuan militer senilai US$391 juta untuk Ukraina yang sedang menghadapi pemberontakan oleh separatis pro Rusia di bagian timur Ukraina.
Sidang terbuka hari Rabu ini menarget Trump yang diduga menyalahgunakan jabatan untuk keuntungan politik pribadinya.
Sampai saat ini, penyelidikan pemazulan dilakukan secara tertutup, informasi hanya diperoleh dari transkrip dan laporan berita. Seorang profesor ilmu politik dan komunikasi di American University percaya bahwa sidang terbuka ini akan menarik banyak perhatian.
Leonard Steinhorn dari jurusan Politik dan Komunikasi di American University mengatakan,"Orang-orang akan menyaksikan di TV, akan mengikutinya, mereka ingin tahu apa yang dibicarakan orang di negara ini. Saya kira, ini akan menarik banyak perhatian rakyat Amerika".
Anggota dewan sedang menjajaki apakah Trump melanggar sumpah jabatannya, dengan meminta Ukraina untuk menyelidiki saingan
politiknya, Joe Biden dan putranya Hunter, dan menahan bantuan militer bagi Ukraina, sekutu Eropa.
Trump selama berminggu-minggu membantah bahwa percakapan teleponnya pada akhir Juli dengan presiden Ukraina itu bersifat quid pro quo yaitu memberi bantuan militer dengan imbalan untuk menyelidiki Biden.
Saksi pertama minggu ini termasuk tiga diplomat Departemen Luar Negeri yang telah memberi laporan yang menguatkan tindakan pemerintah itu.
Partai Republik ingin mendengar kesaksian dari orang lain, termasuk Hunter Biden dan pelapor rahasia yang memicu penyelidikan, tetapi Demokrat tidak mungkin menyetujuinya. [voa/lat]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2Qd5kBV
No comments:
Post a Comment