Pages

Saturday, December 21, 2019

Kader: Kronologi Zulkifli Bawa Kabur Palu Sidang

INILAHCOM, Jakarta - Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan disebut-sebut membawa kabur palu sidang rapat harian DPP PAN terkait penentuan, Ketua Screening Comitte (SC) dan Orginizing Comittme (OC) serta tempat penyelenggarana Munas PAN tahun 2020 mendatang.

Zulkifli dinilai secara sepihak menunjuk Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno dan Ketua PAN DKI Eko Hendro Purnomo sebagai OC. Keduanya dinilai merupakan pendukung Zulkifli untuk Munas PAN mendatang.

"Saya ada dalam forum rapat harian malam itu, Jumat 20 Desember 2019. Tepatnya di kantor PAN Jalan Daksa-Jaksel. Suasana Rapat Harian terasa begitu mencekam, peserta rapat telah memenuhi ruangan rapat. Para peserta rapat dengan setia menanti pimpinan rapat," kata Pengurus Harian DPP PAN, Wahyuni Refi kepada wartawan, Minggu (22/12/2019).

Setelah hampir satu jam menunggu dari jadwal yang telah ditentukan lanjutnya, Ketua Umum Zulkifli Hasan dan Sekjen Edy Soeparno memasuki ruang rapat. Selain itu juga hadir Bendum Nasrullah.

"Ketum duduk siap memimpin rapat, namun ada sesosok yang baru, Epiyardi. Menurut cerita sosok yang ikut mendampingi ini disebut-sebut sebagai wakil ketua umum yang beberapa waktu terakhir baru bergabung, entah tercatat dalam SK yang mana, dan turut duduk di jajaran pimpinan rapat. Ada para wakil ketua umum yang lebih pantas mendampingi ketum duduk di jajaran pimpinan rapat, namun semua tahu diri bahwa bukan disana tempat duduknya," tuturnya.

Tak lama berselang, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais pun datang memasuki arena rapat. Zulkifli dan jajarannya pun langsung berdiri dam memberikan tempat kepada Amien. "Yang anehnya sosok pendamping baru ketum tetap tak mau bergeser dari jajaran pimpinan sidang, malah dengan santainya ia mengambil kursi yang ada dibelakangnya," ujarnya.

Rapat pun kemudian dimulai. Didalam rapat dia menilai, Zulkifli sama sekali tak membuka ruang dialog, padahal beberapa peserta rapat ada yang interupsi. "Cara memimpin rapat ketum kali ini sangat otoriter dan kaku, tidak menerima interupsi, tidak ada dialog dan keputusan diambil sendiri," ujarnya.

Ia kemudian melanjutkan, ketika membahas tentang penetapan lokasi kongres, Zulkifli lanjutnya, menganulir permohonan Provinsi Sumut yang telah mengajukan proposal untuk penyelenggaraan kongres dengan kesediaan siap menanggung sebagian dana yang dibutuhkan dalam kongres. Begitu pula dengan Jogjakarta dianulir dengan alasan ada calon.

"Sedangkan Hanafi Rais yang dituding sebagai caketum menyatakan tidak akan maju dalam bursa ketum. Dengan lantang ketum menyampaikan calon lokasi kongres ditetapkan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua, DKI dan Sumatera Barat. lalu menetapkan tim survey lokasi kongres dengan dikomandoi Sekjen Edy Soeparno, lalu menyebut nama-nama lain dan menganulir nama-nama yang diajukan oleh peserta rapat," tuturnya.

Mendapati hal itu, peserta rapat pun tidak puas, hujan interupsi menurutnya juga tak dipedulikan oleh pimpinanan rapat. "Alih-alih menerima pandangan peserta rapat mengenai calon tempat kongres, malah dengan lantang menyebut Edy Soeparno sebagai ketua SC dan langsung mengetuk palu. Serentak peserta rapat mengacungkan tangan menolak ketetapan ketum," katanya.

Situasi rapat pun mulai panas karena interupsi yang keras dari peserta rapat yang meminta Zulkifli menghentikan memimpin rapat dengan otoriter dan tergesa-gesa. Kedua belah kubu akhirnya bertikai dan suasana rapat mulai tak terkendali, aksi dorong dan teriakan semakin membuat rapat tak terkendali. "Namun anehnya pada saat terjadi gesekan fisik sesama peserta rapat ketum tetap saja melanjutkan rapat sambil berdiri, dengan berteriak yang nyaris ditelan gemuruh bentrokan fisik peserta rapat, ketum menetapkan dan menunjuk Eko Patrio sebagai ketua OC," tuturnya.

"Peserta rapat yang masih konsentrasi menolak dan salah seorang peserta rapat yang tertangkap kamera video, yakni Dwiyanto melambai-lambaikan tangan meminta ketum menghentikan rapat tidak digubris oleh ketum Zulhas dan tetap mengetok palu, ia mencoba menahan ketukan palu sidang, namun dianggap akan merebut palu sidang. Palu sidang yang masih berada ditangan pimpinan sidang. Lalu ia berbalik badan dengan tetap menenteng palu itu ditangannya," tambahnya.

"Ketum lari meninggalkan arena rapat yang ricuh bersama sang palu, dalam rekaman video yang ramai beredar tangan ketum mengepit palu sidang tetapi tatakan palu dibiarkan saja tergeletak di atas meja. Ketum meninggalkan kegaduhan dalam rapat, meskipun beberapa peserta rapat meminta untuk melanjutkan rapat namun ketum tak bergeming, hingga diketahui bahwa sekjen melibatkan para preman dan pengawal bayaran di kantor DPP PAN," imbuhnya.

Dia menambahkan, kejadian raibnya palu sidang bersama ketum dalam rapat harian yang digelar pada Jumat (20/12/19) malam itu menyisakan cerita horor namun menggelikan. "Setelah sebagian peserta rapat sadar bahwa kepergian ketum itu ditandai raibnya palu sidang tak ayal lagi gelak tawa terdengar saling bersahutan, karena memang aneh kok bisa-bisanya palu sidang itu hilang? Ketum PAN ternyata tak mau berpisah dengan palu-nya," tandasnya. [fad]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2sSWcsm

No comments:

Post a Comment