INILAHCOM, Jakarta - Tidak jarang, banka masyarakat yang tidak secara lengkap mengetahui fakta tentang susu kental manis.
"Ada yang tahu susu kental manis (SKM) tidak boleh dikonsumsi anak karena mendengar dari televisi, tapi tidak tahu alasannya. Ada juga yang tidak tahu sama sekali dan masih memberikan susu kental manis sebagai minuman keluarga," kata Ketua Harian YAICI Arif Hidayat, Jakarta, Kamis, (26/12/2019).
Karena itu, sosialisasi dan edukasi langsung ke masyarakat tetap perlu dilakukan.
"Kami berharap ke depannya, tidak hanya YAICI, PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah yang melakukan sosialisasi, tapi ada lebih banyak lagi elemen masyarakat yang mau bergerak bersama mengedukasi masyarakat. Bahkan, kami juga berharap produsen ikut aktif mengedukasi masyarakat, sebagai bagian dari tanggung jawab produsen terhadap konsumen,," ujar Arif Hidayat.
Selain melakukan edukasi, YAICI bersama PP Aisyiyah juga telah melakukan survey di sejumlah kota di Indonesia dengan temuan bahwa sebagian besar persepsi masyarakat dan keputusan-keputusan orang tua memberi asupan gizi untuk anak akibat iklan produk pangan di televisi.
Pada periode September November 2019, YAICI bersama Majelis Kesehatan PP Aisyiyah telah melakukan survey konsumsi Susu Kental Manis/Krimer Kental di Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Utara Manado.
Hasilnya, dapat disimpulkan bahwa iklan produk pangan pada media massa khususnya televisi sangat mempengaruhi keputusan orang tua terhadap pemberian asupan gizi untuk anak.
Sebanyak 37 persen responden beranggapan bahwa susu kental manis adalah susu, bukan topping, dan 73 persen responden mengetahui informasi susu kental manis sebagai susu dari iklan televisi.
Betapa televisi menjadi konsumsi harian masyarakat yang berpengaruh terhadap pembentukan persepsi. (tka)
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2EVhnwP
No comments:
Post a Comment