INILAHCOM, Jakarta - Direktur Utama PT Pertagas, Wiko Migantoro memrediksi, kebutuhan gas untuk industri di Sei Mangkei, bakal meningkat berkali-kali lipat. Seiring pertumbuhan operasi yang terjadi.
"Sekarang (kebutuhan gas) baru 2,5 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Tapi ke depan kata yang punya kawasan bisa sampai 60 mmscfd," kata Wiko, Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Informasi saja, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei mulai beroperasi pada 27 Januari 2015. Di mana, KEK Sei Mangkei merupakan pendekatan pengembangan bisnis dalam bentuk kawasan khusus untuk pusat industri yang berbasis kelapa sawit dan karet.
Dan, KEK Sei Mangkei adalah kawasan industri yang berada di sentra bahan baku berbasis agro, yang tidak dimiliki kawasan industri lainnya di Indonesia. Pertagas merupakan salah satu perusahaan pemilik pipa gas yang menyalurkan gas untuk Sei Mengkei.
Fasilitas pipa milik Pertagas terhubung dari Belawan-KIM (Kawasan Industri Medan)-KEK Sei Mangkei. Kapasitas pipa yang dimiliki Pertagas di jalur Sei Mangkei bahkan mencapai 300 mmscfd.
Kata dia, para pelaku industri di Sei Mangkei telah lama mengeluhkan mahalnya harga gas di sana. Bahkan rata-rata harga gas di dana bisa mencapai diatas US$ 10 per MMBTU. Dengan demikian, kata dia, penurunan harga gas di sana sangat diperlukan.
"Sebetulnya menerapkan biaya di bawah keekonomian pipa lah agar gas ini mengalir. Sudah seperti itu sebetulnya. Ada memang yang diusulkan oleh pak dirjen migas," ungkap Wiko.
Penurunan harga gas dimungkinkan lantaran adanya penurunan biaya untuk Operasi dan Pemeliharaan (O&M) pipa gas.
Apabila sudah bisa diturunkan maka akses pipa gas Pertagas juga kemungkinan bisa diperluas. Wiko menjelaskan akan membahas rencana perluas akses pipa gas dengan pemilik lahan serta pengelola Sei Mangkei yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III. "Kan yang punya lahan PTPN, nanti kita kerja sama dengan PTPN gas bukan soal cuma jadi faktor mereka masuk, ada juga soal akses," ujar Wiko. [ipe]
No comments:
Post a Comment