Pages

Wednesday, February 6, 2019

Pertumbuhan Meleset dari RPJMN, Ini Kata Bos BPS

INILAHCOM, Jakarta - Saat kampanye 2014, capres Joko Widodo (Jokowi) kala itu, menawarkan angka pertumbuhan ekonomi bisa 7%. Faktanya, sampai akhir 2018 pertumbuhan ekonomi hanya 5,17%.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto pertumbuhan ekonomi sebesar 7% itu memang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN). Melesetnya target ini, disebabkan beberapa faktor global.

Di mana, saat menyusun RPJMN memang perekonomian Indonesia tengah membaik. Namun di tengah jalan, ada perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh perang dagang dan kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).

"Tapi kan banyak sekali hal tak terduga, misalnya kita kan tidak terfikir kalah The Fed naikan suku bunga acuan dan ada perang dagang antara Amerika Serikat dan China," kata Kecuk sapaan akrabnya, Rabu (6/2/2019).

Meski begitu, ia mengklaim, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah bagus. Ini, kata dia, tren pertumbuhan ekonomi sejak 2014 sampai saat ini terus naik ditengah kondisi perekonomian global yang sedang tidak stabil.

Menurut dia, sangat sulit mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7% ditengah kondisi global yang tidak stabil ini. Bahkan negara-negara lain pun ada yang pertumbuhan ekonominya dibawah Indonesia.

Sebagai salah satu contohnya, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang merupakan pasar ekspor Indonesia yang cukup tinggi juga mengalami stagnan. Pada kuartal IV 2018, ekonomi Amerika Serikat hanya tumbuh 3%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jepang sebagai salah satu pada ekspor Indonesia juga mengalami perlambatan. Pada kuartal IV-2018 ekonomi Jepang tumbuh 0,6% lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2017 yang tumbuh 2,4%.

Negara tetangga Singapura juga mengalami perlambatan ekonomi di kuartal IV-2018 yang hanya tumbuh 2,2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan 2,3% di kuartal III-2018 dan lebih rendah dibandingkan Kuartal IV-2017 3,6%.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditahun 2018 berada diangka 5,17%. Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh 4,88% , kemudian 2015 5,03%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 tumbuhan 5,03% dan 2017 tumbuh 5,07%. "Angka 5,17% bagus lah, jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Walaupun memang kita juga bukan yang terbaik," kata dia. [ipe]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping http://bit.ly/2DhYkLQ

No comments:

Post a Comment