DILIHAT dari sisi lain, Ummu Rumman adalah ibu yang penuh kasih dalam mendidik putra-putrinya, yakni Abdurrahman dan Aisyah, dengan didikan terbaik dan menjaga keduanya dengan sebaik-baiknya. Tatkala Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam datang untuk melamar Aisyah sebagai tanda ketaatan terhadap perintah Allah taala maka bergembiralah Ummu Rumman dengan kebahagiaan yang tiada tara karena mendapatkan hubungan mertua dan menantu yang mulia, dan tidak ada kemuliaan yang lebih darinya.
Bersamaan dengan semakin kerasnya gangguan dari kaum musyrikin terhadap kaum muslimin dan memuncaknya kekejaman serta kezhaliman mereka maka Allah subhanahu wa taala mengizinkan kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah. Lalu, tinggallah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersama keluarga dan para sahabat serta Abu Bakar yang bersama keluarganya yang menunggu perintah dari Allah subhanahu wa taala untuk berhijrah.
Kemudian datanglah perintah dan kemudian berhijrahlah Nabi shallallahu alaihi wa sallam dengan ditemani Abu Bakar. Setelah itu, yang masih tinggal di Mekkah di antaranya adalah Ummu Rumman yang memikul tanggung jawab yang besar dengan menanggung kesombongan orang-orang jahiliah yang juga mengancam dan menakut-nakuti dirinya. Asma binti Abu Bakar berkata, "Tatkala Abu Jahal bin Hisyam keluar kemudian berdiri di depan pintu, aku pun keluar menemui mereka. Mereka berkata, Di manakah bapakmu, wahai anak Abu bakar? Aku (Asma) menjawab, Aku tidak tahu keberadaan ayahku. Maka Abu Jahal yang dikenal bengis dan kejam mengangkat tangannya kemudian menampar pipiku hingga jatuhlah anting-antingku."
Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan sahabatnya sampai dan menetap di Madinah, beliau mengutus Zaid bin Haritsah bersama Abu Rafi, dan Abu Bakar mengutus Abdullah bin Uraiqath untuk menjemput keluarganya. Kebetulan, mereka berpapasan dengan Thalhah yang hendak berhijrah. Akhirnya, mereka bersama-sama hijrah ke Madinah. Mereka bertemu dengan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan juga orang-orang yang beriman di Madinah.
Di Madinah itulah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal seatap dengan Aisyah. Adanya ikatan perkawinan yang baru tersebut merupakan salah satu penyebab kuatnya hubungan antara dua rumah tangga yang mulia, dan hal itu juga membesarkan hati Ummu Rumman karena beliau melihat betapa sayang dan cintanya Nabi shallallahu alaihi wa sallam kepada Aisyah, begitu pula menjadi leluasa bagi beliau untuk kembali ke rumah Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk menambah bekal dari mata air nubuwwah yang jernih.
[baca lanjutan]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2F9jCwd
No comments:
Post a Comment