INILAHCOM, Jakarta - Turunnya lifting minyak dan gas bumi (Migas) PT Pertamina (Persero) tak terlepas dari koordinasi di internal. Tidak menghasilkan keputusan yang optimal.
Demikian disampaikan Menteri ESDM Ignasius Jonan melihat turunnya lifting Pertamina pada semester I 2019. Kata dia, turunnya lifting itu berdampak pada lifting migas secara nasional. Sebab, blok-blok migas dengan kontribusi terhadap lifting nasional saat ini sudah dikelola oleh Pertamina.
"Saran saya untuk pertamina memang decision making prosess-nya itu. Produksi harus jauh lebih cepat. mesti dibikin mekanisme yang menurut saya bisa kompetitif, lawan dengan produsen-produsen asing," kata Jonan di Jakarta (31/7/2019).
Adapun data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) lifting PT Pertamina EP sebesar 75.293 barel per hari (bph) atau 89% dari target sebesar 85.000 bph.
Dengan rincian, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) realisasi sebesar 34.680 bph atau 69% dari target 50.400 bph. PHE OSES lifting hingga semester I 27.841 bph atau 87% dari target 32.000 bph. PHE ONWJ realisasi sebesar 28.405 bph atau 86% dari target 33.090 bph. Serta Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) realisasi liftingnya 95% dari target atau 10.663 bph dari target 11.248 bph.
Demikian juga lifting gas di Blok Mahakam baru 60% dari target atau sebesar 662 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dari target 1.100 MMSCFD. Kemudian Pertamina EP lifting sebesar 768 MMSCFD atau 95% dari target 810 MMSCFD.
Sementara perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia mafam ExxonMobil mampu mencatat realisasi 216.761 bph mencapai target yang ditetapkan 216.000 bph. Hanya saja yang harus diingat ExxonMobil mengelola blok Cepu yang baru berumur sekitar 15 tahun sementara Pertamina telah mengelola blok-blok migas lebih dari 30 tahun umurnya.
Selain itu ada Chevron yang kelola blok Rokan realisasi sebesar 190.654 bph sementara target 190.000 bph. Dan, BP asal Inggris yang kelola blok Berau dengan realisasi lifting gas sebesar 971 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan target 1.050 MMSCFD. ConocoPhillips yang kelola blok Corridor lifting gas mencapai 826 MMSCFD dengan target 810 MMSCFD.
Jonan mengklaim, target yang dicanangkan sudah dibahas bersama dengan perusahaan sehingga bukanlah keputusan sepihak pemerintah dan bersifat politis. "Ini kan bukan putusan politik bukan apa ini semua juga kan kalau mau bikin plan semua tandatangan kok. Pertamina juga kelompoknya tandatangan. Tidak ada oh ini target politik harus produksi ini, tidak ada, ini yang real saja," kata Jonan. [ipe]
from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping https://ift.tt/2GEVXFA
No comments:
Post a Comment