Pages

Tuesday, June 11, 2019

PT Hartadinata Bagi Dividen Rp32,2 Miliar

INILAHCOM, Jakarta - PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) segera membagi dividen Rp7 per saham atau dengan total nilai Rp32,2 miliar.

Direktur Utama HRTA, Sandra Sunanto mengatakan, RUPST perseroan menyetujui laporan keuangan tahun 2018 dan penggunaan laba bersih 2018.

"RUPST sepakat membagikan dividen sebesar Rp32,2 miliar, dana cadangan senilai Rp24,7 miliar dan sisanya sebesar Rp66,8 miliar laba ditahan," kata Sandra usai RUPST di Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Ia juga menyampaikan, pada tahun 2019 ini perseroan lebih terfokus pada upaya memperkuat penetrasi pasar melalui perluasan jaringan ritel dan wholesaler ke Pulau Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera.

Dia mengatakan, rencana penguatan penetrasi pasar tersebut merupakan cakupan dari strategi bisnis Perseroan untuk kurun dua tahun ke depan. Sehingga, lanjut dia, HRTA akan berupaya meningkatkan utilisasi pabrik dari posisi saat ini sebesar 31,6% menjadi 35%.

"Kami akan menggenjot produksi di pabrik kalung yang tidak banyak menggunakan banyak sumber daya manusia," ucap Sandra.

Sandra menyebutkan, saat ini HRTA memiliki tiga fasilitas produksi, yakni Pabrik Sukamenak dan Pabrik Kopo Sayati yang memproduksi pruduk casting, seperti cincin, kalung, giwang, liontin serta customized design.

"Pabrik Sapphire memproduksi kalung mesin dan produk berdesain sederhana," imbuhnya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, rencana ekapansi memperkuat jaringan toko akan memanfaatkan dana dari penerbitan Medium Term Notes (MTN) Syariah Mudharabah I-2019 senilai Rp250 miliar. Sebesar 90%-95% dari dana hasil penerbitan MTN tersebut akan digunakan untuk modal kerja atau menambah persedian produk dan bahan baku.

Sedangkan, sisanya sekitar 5%-10% untuk pembukaan gerai atau cabang usaha. "Dana hasil MTN itu lebih banyak untuk suplai stok, karena bahan bakunya produk kami adalah gold. Sampai saat ini MTN yang terserap sudah mencapai 40 persen dari Rp250 miliar," ujar Sandra.

Menurut dia, pada tahun ini HRTA menganggarkan belanja modal sekitar Rp10 miliar-Rp15 miliar atau lebih besar dari alokasi di 2018 yang hanya Rp4 miliar. "Untuk industri produsen perhiasan emas, sebenarnya kebutuhan capex tidak banyak. Tetapi, bisnis ini lebih sarat ke modal kerja," ucapnya.

Dia menjelaskan, dana hasil MTN dan alokasi capex tersebut bisa memperkuat penetrasi HRTA ke Pulau Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera melalui gerai ACC.

"Di masing-masing pulau itu audah ada toko, tetapi bukan toko ACC. Kami juga akan mengembangkan bisnis gadai dan e-commerce dalam bentuk aplikasi pembelian logam mulia," jelas Sandra.

PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) didirikan pada tanggal 29 Maret 2004.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Hartadinata Abadi Tbk, yaitu: PT Terang Anugrah Abadi, dengan persentase kepemilikan sebesar 73,01%. Saham publik sebesar 24%.

Ruang lingkup kegiatan bisnis HRTA adalah berusaha dalam bidang industri manufaktur dan perdagangan perhiasan emas. HRTA merupakan salah satu pemain utama dalam industri perhiasan emas Indonesia yang memiliki bisnis yang terintegrasi secara, mulai dari pabrik, penjualan grosir, dan penjualan eceran. Hasil produksinya dipasarkan dengan logo mahkota dan huruf HA ditengahnya melambangkan PT Hartadinata Abadi.

Pada tanggal 12 Juni 2017, HRTA memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham HRTA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.105.262.400 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp300,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 21 Juni 2017. [hid]

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita nya ga lengkap buka link disamping http://bit.ly/2Wz8Vd0

No comments:

Post a Comment